Sebuah laporan yang dirilis oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) 11 Maret 2019 menunjukkan penjualan senjata di dunia pada 2014–2018 meningkat 7,8 persen dibandingkan 2009–2013 dan 23 persen lebih tinggi daripada pada 2004–2008.
Lima eksportir terbesar di 2014–2018 adalah Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Jerman, dan China. Bersama-sama, mereka menyumbang 75 persen dari total volume ekspor senjata pada 2014–2018. Aliran senjata meningkat ke Timur Tengah antara 2009–2013 dan 2014–2018, sementara ada penurunan aliran senjata ke wilayah lain.
Amerika Kian Mendominasi
Data terakhir menunjukkan kesenjangan antara Amerika dan eksportir senjata lainnya melebar. Ekspor senjata Amerika tumbuh 29 persen antara 2009–2013 dan 2014–2018, dan bagian total ekspor Amerika naik dari 30 persen menjadi 36 persen dibandingkan total penjualan senjata dunia.
Kesenjangan antara dua negara pengekspor senjata terbesar juga meningkat. Ekspor senjata utama Amerika 75 persen lebih tinggi dari Rusia pada 2014–2018, sementara mereka hanya 12 persen lebih tinggi pada 2009–2013. Lebih dari setengah (52 persen) ekspor senjata Amerika pergi ke Timur Tengah pada 2014–2018.
“Amerika semakin memperkuat posisinya sebagai pemasok senjata terkemuka dunia,” kata Dr Aude Fleurant, Direktur Program Pengeluaran Senjata dan Militer SIPRI sebagaimana dikutip laman lembaga tersebut.
“Amerika Serikat mengekspor senjata ke setidaknya 98 negara dalam lima tahun terakhir. Pengiriman ini sering termasuk senjata canggih seperti pesawat tempur, rudal jelajah jarak pendek dan rudal balistik, dan sejumlah besar bom yang dipandu. ”

Sementara ekspor senjata Rusia menurun sebesar 17 persen antara 2009–2013 dan 2014–2018. Penurunan dipengaruhi pengurangan impor senjata oleh India dan Venezuela. Sedangkan antara 2009–2013 dan 2014–2018 Prancis meningkatkan ekspor persenjataannya sebesar 43 persen dan Jerman sebesar 13 persen. Gabungan ekspor senjata dari negara-negara anggota Uni Eropa menyumbang 27 persen dari ekspor senjata global pada 2014–2018.
Sejumlah kecil negara di luar Eropa dan Amerika Utara adalah eksportir senjata besar. China adalah pengekspor senjata terbesar kelima pada 2014–2018. Meski ekspor senjata China naik 195 persen antara 2004-2008 dan 2009-2013, mereka hanya meningkat 2,7 persen antara 2009–2013 dan 2014–2018. Ekspor senjata Israel, Korea Selatan, dan Turki meningkat secara substansial — masing-masing 60 persen, 94 persen, dan 170 persen — antara 2009–2013 dan 2014–2018.

Impor ke Timur Tengah Meningka Dua Kali Lipat
Data yang dirilis menunjukkan impor senjata oleh negara-negara di Timur Tengah meningkat 87 persen antara 2009–2013 dan 2014–2018 dan menyumbang 35 persen impor senjata global pada 2014–2018.
Arab Saudi menjadi importir senjata terbesar di dunia pada 2014–2018, dengan peningkatan 192 persen dibandingkan dengan 2009–2013. Impor senjata oleh Mesir, importir senjata ketiga terbesar di 2014–2018, naik tiga kali lipat (206 persen) antara 2009–2013 dan 2014–2018. Impor senjata oleh Israel (354 persen), Qatar (225 persen) dan Irak (139 persen) juga meningkat antara 2009–2013 dan 2014–2018. Namun, impor senjata Suriah turun 87 persen.
“Senjata dari Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis sangat diminati di wilayah Teluk, di mana konflik dan ketegangan merebak,” kata Pieter D. Wezeman, Peneliti Senior pada Program Pengeluaran Senjata dan Militer SIPRI. “Rusia, Prancis, dan Jerman secara dramatis meningkatkan penjualan senjata mereka ke Mesir dalam lima tahun terakhir.”
Asia dan Oceania Tetap Importir Terbesar
Negara-negara di Asia dan Oceania menerima 40 persen dari impor senjata global pada 2014–2018, tetapi ada penurunan 6,7 persen dibandingkan dengan 2009–2013. Pengimpor lima senjata teratas di kawasan itu adalah India, Australia, China, Korea Selatan, dan Vietnam.
Australia menjadi importir senjata terbesar keempat di dunia pada 2014–2018 setelah impor senjata meningkat 37 persen dibandingkan dengan 2009–2013. Impor senjata India menurun 24 persen antara 2009–13 dan 2014–18. Rusia menyumbang 58 persen dari impor senjata India pada 2014–18. Impor senjata China menurun, tetapi masih menjadi importir senjata keenam terbesar di dunia pada 2014–18.
“India telah memesan sejumlah besar senjata utama dari pemasok asing, namun pengiriman sangat tertunda dalam banyak kasus,” kata Siemon T. Wezeman, Peneliti Senior dengan Program Pengeluaran Senjata dan Militer SIPRI.
“Sebaliknya, impor senjata China menurun karena negara itu lebih berhasil dalam merancang dan memproduksi persenjataan modernnya sendiri.”