Ketika bicara soal kapal selam, keheningan adalah hal penting untuk bisa bertahan hidup, jadi berbagai cara dilakukan untuk membuat kapal selam bergerak dengan tenang dengan menambahkan berbagai teknologi baru.
Propulsi kapal selam adalah salah satu bagian yang menjadi fokus utama dalam menciptakan kesenyapan kapal selam. Dalam dua dekade terakhir, propulsor menggantikan baling-baling tradisional pada beberapa kapal selam canggih, termasuk kapal serang nuklir Seawolf dan kelas Virginia Amerika, yang telah menjadi evolusi yang sangat menarik.
Tetapi sekarang tampaknya beberapa kapal selam listrik diesel yang lebih kecil juga menambahkan sesuatu yang baru pada sistem propulsi mereka yang memberikan kinerja yang lebih baik dengan tingkat kebisingan yang lebih rendah. Salah satunya apa yang disebut sebagai Propeller Boss Vortex Diffuser (PBVD) yang digunakan oleh kapal selam Type 212 Jerman.
Foto-foto menarik diposting di internet bagaimana kapal selam Type 212 U36 Jerman saat ditampilkan untuk pertama kalinya di depan publik dan pemberian nama atau yang dikenal sebagia pembabtisan pada 2013 lalu. Baling-baling kapal selam terlihat dengan sangat jelas.

Biasanya, baling-baling pada kapal selam tempur dianggap sebagai cukup sensitif dan rahasia hingga biasanya akan ditutup saat tampil di publik. Salah satunya alasannya agar musuh tidak bisa mendapatkan gambaran tentang karakteristik akustik kapal jika mereka memiliki gambar geometri baling-baling yang terperinci.
Sistem PBVD berbentuk silinder terletak di atas baling-baling kapal selam tradisional. Inti mesin khusus ini bekerja untuk mengurangi turbulensi dan kavitasi yang keluar dari perputaran mesin. Hal ini tidak hanya mengurangi suara baling-baling yang dapat didengar, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan daya dorong.
Interesting image of a #German #Submarine #Type212 #SSk. Attached to the #Propeller hub seems to be a propeller boss vortex diffuser. These devices are typically fitted to increase efficiency and lower proppeller noise. pic.twitter.com/v5c5Cq9dBV
— SSN01 (@Jimmyfish2019) January 30, 2019
Sebagaimana ditulis War Zone Jumat 1 Februari 2019, konsep dasar di balik teknologi ini memang sebenarnya bukan hal yang rahasia atau baru lagi karena juga digunakan dalam aplikasi komersial untuk peningkatan efisiensi bahnbakar. Biasa disebut Propeller Boss Cap Fins (PBCF) di dunia komersial, teknologi ini dikembangkan pada 1980-an dan saat ini cukup luas digunakan dengan ribuan kapal.
EnergoProFin dari Wärtsilä adalah salah satu produk diklaim oleh pabriknya dapat mengurangi konsumsi bahan bakar sebanyak lima persen untuk kapal besar.

Adaptasi teknologi ini tampaknya cukup banyak untuk industri industri kapal selam militer. Namun, migrasi ke ranah bawah laut cukup menarik dan desain silinder kompleks PBVD yang terlihat pada U36 jelas lebih rumit daripada sistem sirip yang digunakan pada kapal komersial.
Ini kemungkinan karena RPM propulsi kapal selam yang lebih tinggi dan fokus pada pengurangan maksimum dalam kavitasi dan kebisingan.
Tidak jelas apa kapal selam lain juga memanfaatkan teknologi ini, termasuk apakah semua Type 212 juga menggunakannya. Tetapi jika ini sangat efektif, mungkin itu akan bersaing dengan penggerak pada desain masa depan tertentu, terutama ketika biaya, keandalan, dan kompleksitas diperhitungkan.

Beberapa desain finned boss cap extension sederhana telah ada di masa lalu pada kapal selam tertentu. Di Rusia teknologi ini sudah ada pada kelas Alfa hingga kelas Kilo telah menggunakan desain finned boss cap extension sederhana ini, tetapi perangkat yang digunakan Type 212 jauh lebih kompleks.
Dengan mengingat hal itu, kita tidak tahu apakah ini merupakan terobosan teknologi dari Jerman atau tidak. Yang pasti ini tetap terlihat menarik.