Rusia menyatakan siap buka-bukaan tentang rudal mereka yang dituduh Amerika Serikat melanggar perjanjian nuklir jarak menengah atau Intermediate-Range Nuclear Forces (INF). Rusia mengatakan siap memberikan transparasi yang belum pernah ada tentang rudal SSC-8 atau yang juga dikenal sebagai rudal 9M729.
“Kami siap menunjukkan transparansi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada rudal 9M729, yang sangat mengkhawatirkan Amerika,” Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov dalam sebuah wawancara dengan majalah International Affairs dan dikutip Sputnik Senin 21 Januari 2019.
Pernyataan itu muncul di tengah rencana Washington untuk menangguhkan perjanjian INF dengan Moskow.
“Kami menawarkan kepada mereka sebuah presentasi dan penjelasan tentang rudal itu, yang sama sekali tidak mengikuti dari isi perjanjian itu sendiri,” tambahnya.
Tetapi Rusia juga menuntut kepada Amerika menjelaskan tentang apa yang menjadi kekhawatiran mereka terhadap rudal Amerika di Eropa.
“Kami bersikeras bahwa Amerika mengambil langkah-langkah praktis untuk meredakan kekhawatiran kami pada sistem Aegis Ashore, yang dikerahkan di Rumania, yang penempatannya juga dijadwalkan di Polandia segera “,
Diplomat itu juga menekankan bahwa Rusia tidak akan mengakui keputusan sepihak Amerika Serikat untuk menunda operasi Perjanjian INF, mengingat tindakan ini tidak sah secara hukum.
Pernyataan itu muncul setelah pada hari sebelumnya duta besar pelucutan senjata Amerika Robert Wood meminta Rusia untuk menghancurkan semua rudal SSC-8, peluncur dan peralatan terkait untuk menyelamatkan Perjanjian INF.
“Sayangnya, Amerika Serikat semakin menemukan bahwa Rusia tidak dapat dipercaya untuk mematuhi kewajiban pengawasan persenjataannya dan bahwa tindakan koersif dan memfitnahnya di seluruh dunia telah meningkatkan ketegangan,” kata pejabat Amerika itu dalam Konferensi Pelucutan Senjata yang disponsori PBB di Jenewa.
Rudal Novator 9M729 telah menjadi sumber masalah antara Amerika dan Rusia. Rudal berbasis darat ini disebut Amerika melanggar perjanjian INF karena memiliki jangkauan antara 500 dan 5.500 kilometer.
Moskow membantah tuduhan yang menunjukkan bahwa Amerika Serikat tidak memberikan bukti bahwa Rusia melanggar perjanjian dengan mengerahkan rudal.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sebelumnya menyatakan bahwa Amerika Serikat sudah mulai bekerja untuk menciptakan rudal jarak menengah dan pendek dan menekankan bahwa sikap Washington terhadap INF membahayakan pelucutan senjata nuklir lebih lanjut dan keberlanjutan Perjanjian Non-Proliferasi.