Rusia Terlambat ke Pesta Siluman

Rusia tiba terlambat ke pesta pesawat perang siluman. Angkatan Udara AS menerjunkan pertama pesawat perang yang mampu menghindari radar yakni F-117 pada tahun 1983. Amerika kemudian menambahkan B-2 stealth bomber dalam gudang senjatanya pada 1997 sebelum F-22 Raptor tiba pada 2005. Sementara Korps Marinir adalah cabang pertama di militer Amerika Serikat yang memperkenalkan pesawat tempur siluman terbaru F-35 ke layanan pada bulan Juli 2015. Sedang Angkatan Udara Amerika berencana mengikuti korps Marinir pada 2016 ini.
F-117 pensiun pada tahun 2008, namun Pentagon masih memiliki ratusan pesawat siluman dan berencana untuk mengakuisisi ratusan lebih di tahun-tahun mendatang dengn melalukan pembelian skala besar dari F-35 dan baru Long-Range Strike Bomber yang akan menjadi pengganti B- 2. Lumpuhnya ekonomi dan militer pasca runtuhnya Uni Soviet pada 1991 memaksa Rusia tidak serius menggarap T-50 sampai 2002. Prototipe pertama lepas landas pada penerbangan perdananya pada Januari 2010, satu tahun sebelum prototipe siluman pertama China J -20 memulai debutnya.

Semua pesawat siluman, baik milik AS, Rusia dan China memiliki fitur khusus untuk meminimalkan pendeteksian mereka di radar dan sensor lainnya. Termasuk desain pesawat bulat atau sudut yang dapat menyebarkan gelombang radar ditambah dengan bahan-bahan khusus untuk menyerap radar bukan memantulkannya.
Desain pesawat siluman merupakan hasil dari tindakan balancing. Pesawat harus mampu menghindari deteksi sementara juga terbang cepat dan cukup jauh, dan membawa muatan yang cukup besar, untuk membuat mereka berguna. Selama 40 tahun telah bekerja pada teknologi siluman, Amerika Serikat tidak pernah berhenti berjuang dengan keseimbangan ini yakni membeli pesawat dalam jumlah besar agar biaya produksi bisa ditekan.

B-2 sulit untuk terdeteksi dan bisa terbang dengan baik. Tetapi harga satu unitnya lebih dari US$ 2 miliar. Ini jelas terlalu mahal untuk pembelian massal. Angkatan Udara AS akhirnya hanya mampu membeli 21 dari pesawat berbentuk kelelawar dari produsen Northrop Grumman. Lockheed Martin merancang F-35 untuk menjadi terjangkau, tapi memaksa perusahaan untuk memotong kembali sejumlah fitur siluman tempur. Dalam hal apapun, kesulitan perkembangan telah mendorong biaya F-35 menjadi lebih dari US$ 100 juta pesawat. Tetap tidak murah.

Baik pemerintah Rusia maupun Sukhoi, perusahaan yang membuat T-50, tidak pernah mengatakan berapa biaya untuk mengembangkan dan membangun T-50 yang merupakan pesawat supersonik twin-engine, satu kursi termasuk berapa pesawat yang akan dibeli setelah desain selesai. Akan aman untuk mengatakanpembangunan bisa menghabiskan puluhan miliar dolar. Dan setiap pesawat harganyabisa mencapai US $100 juta.