Jerman memutuskan untuk menyingkirkan jet tempur generasi kelima F-35 dari kompetisi untuk menjadi pesawat pengganti Tornado. Persaingan kini menyisakan Eurofighter Typhoon dan F/A-18 Super Hornet.
Sumber-sumber Kementerian Pertahanan Jerman sebagaimana dilaporkan Reuters Kamis 31 Januari 2019 mengatakan keputusan akhir akan dibuat Kementerian Pertahanan setelah menerima informasi terperinci dari Boeing dan Airbus tentang pesawat. Salah satu persyaratan penting adalah pesawat yang dipilih harus memiliki kemampuan untuk membawa senjata nuklir.
Tidak ada jadwal untuk keputusan yang diberikan, tetapi proses itu bisa memakan waktu karena pemerintah Amerika harus mengesahkan kedua jet untuk membawa senjata nuklir. Jerman memiliki 85 jet Tornado operasional, tetapi tidak semua dilengkapi untuk membawa senjata nuklir. Sebagai anggota NATO Jerman memang memiliki kewajiban untuk menyediakan pesawat tempur yang mampu membawa senjata nuklir.
Keputusan itu menandai kemunduran besar bagi Lockheed, pembuat senjata terkenal Amerika, yang berharap dapat menambah penjualan F-35 ke negara-negara Eropa lainnya, termasuk Belgia.
Kepala staf angkatan udara Jerman dipecat tahun lalu setelah ia menyatakan keberpihakan yang jelas untuk F-35. Kementerian kemudian mengatakan mereka menyukai “solusi Eropa”.
Airbus yang merupakan bagian dari konsorsium Eurofighter menyambut baik berita tentang pembelian penggantian Eurofighter, dan mengatakan tetap yakin bahwa jetnya menawarkan prospek risiko terendah untuk mengganti jet Tornado.
Dalam menawarkan F / A-18, Boeing telah menggarisbawahi tingkat kesiapan yang tinggi, biaya yang relatif rendah dan kemampuan serangan elektronik yang kuat.
Lockheed mengatakan belum secara resmi diberitahu tentang keputusan Jerman tersebut. Mereka menyakini F-35 menawarkan biaya siklus hidup yang paling kapabilitas dan terendah dari setiap jet tempur di pasar, dan peluang industri dan ekonomi jangka panjang. Sementara Boeing menolak berkomentar, seperti halnya kedutaan AS di Berlin.
Para pejabat militer berpendapat bahwa Tornado, yang mulai beroperasi pada tahun 1983, perlu penggantian segera karena meningkatnya biaya perawatan. Sumber yang akrab dengan masalah ini mengatakan harganya bisa sekitar 8 miliar euro untuk menjaga pesawat tetap terbang melewati 2030.
Paris, mitra Eropa terdekat Jerman, telah memperingatkan bahwa membeli F-35 secara khusus dapat menggagalkan rencana untuk mengembangkan pesawat tempur Franco-Jerman baru pada tahun 2040
Sumber juga mengatakan Angkatan Udara Jerman juga akan bergerak maju dengan rencana yang telah lama ditunggu-tunggu untuk menggantikan 33 jet Eurofighter Typhoon tertuanya, yang sekarang digunakan terutama untuk pengawasan udara atau pelatihan, dengan Eurofighter baru yang lebih berkemampuan di tahun-tahun mendatang. Kontrak pembelian jet tempur Typhoon ini diperkirakan akan senilai US$ 3,4 miliar atau sekitar Rp 47 triliun