Setelah menghadapi kesulitan teknis dan ekonomi yang serius, Rusia telah secara dramatis mengurangi program pembangunan jet tempur siluman pertama mereka. Moskow menunda akuisisi skala besar pesawat tempur generasi kelima Sukhoi T-50. Kremlin diam-diam mengakui kebenaran tentang apa yang dipelajari oleh militer AS dekade yang lalu. China mungkin juga akan belajar di tahun-tahun mendatang yakni bahwa mengembangkan pesawat siluman memang sulit.
Tapi untungnya untuk angkatan udara Rusia, dan sialnya bagi Washington dan sekutunya jika Moskow memiliki rencana cadangan, tidak demikian dengan Amerika. Pemerintah Rusia memiliki skenario membeli versi upgrade berat pesawat tempur lama. Sebuah pendekatan yang tidak dilakukan Pentagon karena dianggapboros. Skenario Rusia ini yang membantunya untuk mempertahankan keunggulan udaranya.

T-50, seperti hampir semua pesawat siluman sebelumnya, telah terbukti mahal dalam pengembangnanya meskipun seberapa persis biaya yang dibutuhkan tetap menjadi rahasia yang dijaga ketat. Pesawat yang dibangun untuk menghindari radar membutuhkan pekerjaan desain yang cermat, pengujian ekstensif dan bahan eksotis untuk konstruksi mereka. Semua fitur ini akan membutuhkan biaya dua hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan membangun pesawat non siluman.
Meski harus mengeluarkan biaya tinggi, angkatan udara di seluruh dunia seperti berebut untuk memperoleh pesawat siluman karena kemampuan mereka untuk menghindari deteksi radar yang secara teori, menawarkan keunggulan besar dalam pertemuran udara dan serangan darat.
Tapi pendapat lain mengatakan bahwa pesawat siluman terlalu berlebih dan lebih baik untuk membeli pesawat dalam jumlah yang lebih besar tetapi murah meski bukan siluman. Dan Moskow mengambil filosofi ini.