Angkatan Laut Amerika Serikat tengah menghitung ulang berapa kapal selam serang nuklir yang mereka butuhkan dalam beberapa dekade mendatang untuk mengantisipasi peningkatan kekuatan bawah laut Rusia dan China.
Kedua negara ini dengan cepat membangun armada yang menantang kemampuan Angkatan Laut AS dalam mengontrol domain bawah gelombang.
Saat ini Angkatan Laut sudah memiliki rencana untuk membangun hingga 48 kapal selam nuklir. Tetapi jumlah itu diputuskan pada tahun 2006 ketika situasi keamanan internasional masih berbeda. Dihadapkan dengan kapal selam Rusia yang canggih dan China yang membangun kapal selam besar meski secara kualitas masih rendah, jumlah 48 dianggap tidak akan cukup lagi.
“Lingkungan keamanan telah berubah banyak sejak saat itu, jadi saya sudah menugaskan penelitian untuk menilai kembali tingkat kebutuhan tahun ini,” kata Adm. John Richardson, Kepala Operasi Angkatan Laut AS kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat pada 15 Maret 2016.
Richardson menunjukkan, sampai tahun 2020-an jumlah kapal serangan akan yang beroperasional di AngkatanLaut hanya akan mencapai 41 kapal selam serangan hingga 2029. “Itu membuat kami sangat prihatin,” kata Richardson. “Kami hanya akan mampu memenuhi sekitar 50 sampai 60 persen dari tuntutan perintah kombatan sekarang ini karena permintaan aset yang sangat tinggi.”
Sekretaris Angkatan Laut, Ray Mabus, menambahkan bahwa masalah ini ada kaerna layanan tidak membangun kapal selam dalam jumlah yang memadai di tahun-tahun sebelumnya. Jika Angkatan Laut gagal untuk membangun kapal selam pada jumlah yang memadahi di tahun-tahun mendatang, kekurangan kapal selam serangan akan terus memburuk.
Ke depan, Mabus mengatakan Angkatan Laut berkomitmen untuk membangun dua kapal selam kelas Virginia per tahun. Namun, Program Penggantian Ohio atau Ohio Replacement Program (ORP) akan memaksa Angkatan Laut untuk membangun satu kapal kelas Virginia per tahun mulai tahun 2021. Angkatan Laut saat ini bekerja pada sebuah rencana untuk terus membangun dua kapal kelas Virginia sementara juga membangun kapal selam rudal balistik ORP.
Pertanyaannya adalah apakah Electric Boat dan Newport News-dua galangan kapal yang membangun kapal selam nuklir -memiliki kemampuan dan kapasitas untuk membangun tiga kapal per tahun. Mabus mengatakan bahwa ia berpikir bahwa galangan kapal dapat menangani beban kerja tetapi yang menjadi kunci adalah ada atau tidak dananya. “Kami sedang bekerja pada cara untuk mendapatkan kemampuan dan kapasitas untuk mendapatkan dua Virginia dan penggantian kelas Ohio pada saat yang sama dan saya yakin itu akan menjadi bagian dari anggaran 2018,” kata Mabus. “Kami jelas memiliki kebutuhan untuk dua kelas Virginia.”
Namun, program ORP mengancam untuk benar-benar menggagalkan anggaran pembuatan kapal Angkatan Laut kecuali layanan mendapat lebih banyak dana. “Kami harus memiliki dana tambahan untuk penggantian kelas Ohio, “kata Mabus. “Dua kali kami telah melakukan ini sebelumnya. . . kami telah menambahkan dana tambahan karena ini adalah program tingkat nasional. ”
Rencana Richardson untuk mengevaluasi kembali kebutuhan kapal selam serangan disambut baik oleh Senat dan juga Komite Angkatan Bersenjata Kongres.
“Saya sangat mendukung upaya Adm. Richardson untuk mengevaluasi kembali kebutuhan minimum untuk kebutuhan kapal selam serangan. Persyaratan 48 kapal selam dari pertengahan 2000-an, dan mengingat pertumbuhan dan aktivitas China dan Rusia armada kapal selam, jelas membutuhkan evaluasi,” kata Ketua House Armed Services Seapower and Projection Forces Subcommittee sebagaimana dikutip The National Interest Kamis 17 Maret 2016.
“Kami sudah di lintasan yang akan membawa kita di bawah persyaratan lama, dan saya sangat curiga kebutuhan riil masih lebih tinggi. Itu sebabnya saya aktif bekerja untuk menemukan pendanaan dan kapasitas industri untuk membangun kapal selam lebih banyak dan mempertahankan dominasi bawah laut di tahun-tahun mendatang. ”