Militer Rusia meningkatkan unit rudal taktisnya dengan Iskander-M sepanjang 2019. Sistem ini menggantikan rudal Tochka-U yang lebih tua.
Mampu mengangkut muatan konvensional dan nuklir, mobile, presisi tinggi dan jangkauan operasional hingga 500 km menjadikan Iskander-M sebagai ancaman serius untuk pakta pertahanan Atlantik Utara atau NATO.
Terlebih jika Iskander-M membawa rudal 9M729, yang dijadikan alasan bagi Amerika untuk meninggalkan perjanjian intermediate-range nuclear force (INF) pada 2019 lalu.
Aliansi ini pun tidak tinggal diam dan akan menanggapi penyebaran sistem rudal Rusia tersebut.
“Ketika datang ke SSC-8 Rusia [penunjukan NATO untuk 9M729], kami akan bekerja pada sistem pertahanan udara dan anti-rudal, pada senjata konvensional, meningkatkan kesiapan militer dan memperluas waktu peringatan,” kata Stoltenberg, berbicara kepada NTV Jerman Senin 13 Januari 2020 dan dikutip Sputnik.
Menurut Stoltenberg, langkah-langkah ini telah disetujui oleh para menteri pertahanan NATO, dan akan diimplementasikan pada tahun 2020.
Menuduh Rusia melanggar perjanjian INF dengan mengerahkan 9M729, Stoltenberg menyebut penyebaran rudal itu bagian dari strategi Rusia untuk berinvestasi besar-besaran dalam kemampuan modern, termasuk senjata nuklir modern.
Stoltenberg menekankan bahwa tindakan yang akan diambil aliansi akan bersifat ‘defensif’, dan mencatat bahwa NATO tidak memiliki rencana untuk menggunakan sistem rudal nuklir berbasis darat di benua Eropa.
NATO telah berulang kali menuduh Rusia melakukan manuver pasukan dan sistem rudalnya secara agresif di dalam perbatasannya sendiri. Aliansi juga secara khusus menyoroti penempatan Iskander-M di Kaliningrad.
9M729 dan Penarikan AS dari INF
Amerika Serikat mengumumkan membatalkan komitmennya pada Perjanjian INF tahun lalu dan menuduh Rusia melanggar perjanjian yang ditandatangani tahun 1987 dengan meluncurkan rudal 9M729. Rudal ini diklaim memiliki jangkauan di luar batas 500 km yang diatur INF.
Rusia membantah klaim tersebut, mendeklasifikasi kemampuan 9M729 serta mengizinkan atase dan wartawan militer asing untuk memeriksa senjata di gudang militer.
Moskow menuduh Washington menggunakan klaim tentang kemampuan 9M729 sebagai “alasan” untuk membatalkan INF, dan menyebut Amerika juga melanggar perjanjian itu, termasuk melalui penyebaran drone pembunuh berbasis darat yang pada hakikatnya adalah sebuah rudal. Selain itu Amerika juga menempatkan sistem pertahanan rudal Aegis Ashore di Polandia dan Rumania. Sistem ini diyakini bisa dengan cepat diubah menjadi senjata ofensif dengan menembakkan rudal Tomahawk.
Ditandatangani oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden Amerika Ronald Reagan pada tahun 1987 dan diratifikasi pada tahun 1988, Perjanjian INF melarang pengembangan, produksi dan penyebaran rudal balistik dan jelajah berbasis darat dengan kisaran 500 hingga 5.500.
Perjanjian itu mengakibatkan penghapusan seluruh senjata nuklir kelas ini, dan penghancuran 2.692 rudal, peluncur dan pengangkut, termasuk 846 oleh Amerika Serikat dan 1.846 oleh Uni Soviet.