MASALAH DI AREA 51
Penerbangan U-2 pertama dilakukan pada 1 Agustus 1955 di sebuah danau kering yang terpencil di Nevada yang oleh tim CIA dan Skunkworks. Daerah yang disebut “Watertown” itu dikelilingi oleh area uji coba nuklir Komisi Energi Atom atau Atomic Energy Commission (AEC) dan tempat pengujian persenjataan udara aktif, yang dikombinasikan dengan lokasi terpencil menjadi tempat sempurna untuk menjaga prototipe pesawat baru mereka jauh dari intipan orang.
Telaga kering, landasan udara, dan hanggar akan menjadi tempat uji bagi banyak pesawat rahasia lainnya dan akhirnya mendapatkan ketenaran dengan nama: Area 51.
Tetapi penerbangan uji awal itu jauh dari sempurna ketika masalah baru mulai muncul. Segel mulai bocor di ketinggian dan rem pada roda pendaratan yang tak biasa tidak bisa memperlambat pesawat. Bahkan bahan bakar jet menyebabkan masalah karena kurangnya tekanan atmosfer, menyebabkan mesin menyala karena masalah bahan bakar di ketinggian. Dan sayapnya yang besar tidak membantu karena pesawat cenderung melayang di atas landasan udara ketika pilot mencoba mendarat.
Masalah pendaratan meski bisa diatasi, tidak ada yang sepenuhnya dihilangkan.“Mendaratkannya selalu menjadi sebuah tantangan karena itu terjadi pada akhir misi yang sangat panjang,” kata mantan pilot U-2 Sam Crouse pada Popular Mechanics. “Itu adalah tindakan penyeimbangan yang sebenarnya, menghentikannya dengan jarak satu kaki di atas landasan dan memastikan ekornya turun ketika kemudi kehilangan efektivitas dan roda belakang mengambil alih untuk kemudi.”
Lebih buruk lagi, karena konstruksi pesawat yang ringan, ada risiko pecah jika pilot mendaratkan pesawat terlalu keras. Ketika pengujian berlanjut, pilot menemukan apa yang mereka sebut sebagai “sudut peti mati” pesawat, yang jaraknya hanya sekitar 6 knot yang dapat dioperasikan dengan baik pada ketinggian 70.000 kaki. Terlalu lambat mesin bisa menyala, teralalu cepat, pesawat mungkin hancur total.
Meskipun ada masalah dan crash selama periode pengujian rahasia, kebutuhan untuk mengetahui keadaan rencana nuklir Uni Soviet cukup besar untuk mendorong U-2 masuk dalam penerbangan operasional hanya satu tahun setelah pertama kali naik ke langit.

MENGAJARKAN TRIK BARU PADA PESAWAT TUA
Selama empat tahun, U-2 beroperasi tinggi di atas Uni Soviet di bawah CIA. Setelah beberapa tahun, menjadi jelas bahwa Soviet dapat melihat U-2 di radar dan bahkan menerbangkan jet tempur untuk mencegat, tetapi ketinggiannya yang luar biasa berhasil membuatnya terisolasi dari keterlibatan sebenarnya.
Tetapi situasi itu berakhir 1 Mei 1960 sampai insiden Frank Powers terjadi. Pilot U-2 Frank Powers, lepas landas dari lapangan terbang di Pakistan dengan jalur penerbangan ke Norwegia yang akan membawanya lebih dari 2.900 mil wilayah udara Soviet. Di tengah penerbangannya, U-2 yang diterbangkan Powers ditabrak oleh rudal anti-udara Soviet. Powers berhasil melontarkan diri, selamat dari kejatuhan 65.000 kaki tetapi ditangkap oleh KGB.
Meyakini bahwa tidak ada yang bisa selamat dari ejeksi di ketinggian seperti itu, NASA mengumumkan bahwa salah satu pesawat penelitian mereka hilang di suatu tempat di atas Turki, yang berpotensi terseret ke wilayah Soviet. Mereka dengan cepat melukis U-2 dengan tanda NASA dan memberinya nomor seri palsu untuk diberikan kepada pers.
Semua cerita bohong itu terbongkar setelah Soviet menahan Powers yang akhirnya bisa dilepas setelah dilakukan tukar guling tawanan dengan Amerika melepaskan mata-mata Soviet yang tertangkap, Rudolf Abel.
Kecelakaan ini menandai akhir dari penerbangan U-2 CIA di atas Uni Soviet, tetapi itu jauh dari akhir untuk U-2. “Selain SR-71, mungkin tidak ada pesawat lain dengan riwayat yang lebih unik daripada U-2,” kata Miller. “Apa yang kami lakukan dengan pesawat selama Perang Dingin cukup kurang ajar dan saya pikir sebagian dari pola pikir itu masih ada dalam DNA tentang bagaimana kami beroperasi hari ini.”
Angkatan Udara Amerika kemudian mengambil kendali program U-2, di mana ia tetap menjadi bagian dari cabang itu baik dari enam dekade. Platform ini telah mengalami peningkatan berulang kali dari waktu ke waktu, termasuk menambahkan sayap yang bahkan lebih panjang yang membentang dari 80 kaki menjadi 103 kaki. Mesin turbofan baru membuat pesawat bisa terbang semakin tinggi yakni 74.000 kaki sekaligus mengurangi nyala api dan membawa kecepatan tertinggi U-2 naik lebih dari 500 mil per jam.
Modifikasi lain yang memungkinkan pengisian bahan bakar dalam penerbangan juga meningkatkan jangkauannya dari 3.000 mil menjadi lebih dari 7.000.
Instrumentasi dan pod sensor canggih sekarang memungkinkan U-2 untuk memata-matai zona tempur dengan akurasi dan efisiensi yang lebih besar daripada sebelumnya, dan U-2 mengintip ke tempat-tempat di mana pengamatan satelit tidak dapat dilakukan.
“Dalam sekitar delapan jam, kita bisa lepas landas dan kita bisa memetakan seluruh negara bagian California,” Mayor Travis “Lefty” Patterson mengatakan tentang U-2. “Kejelasan itu sedemikian rupa sehingga jika seseorang memegang koran di darat,.Anda mungkin dapat membaca head line-nye. ”
Berbagai upaya bahkan dilakukan untuk memodifikasi U-2 sehingga dapat beroperasi dari kapal induk, sehingga Amerika dapat menghilangkan ketergantungannya pada landasan terbang asing. Tapi sejauh yang diketahui publik, tidak ada penerbangan pengintai U-2 yang lepas landas dari kapal induk Amerika.