Presiden Vladimir Putin mengaku menawarkan kepada Presiden Donald Trump untuk membeli senjata terbaru yang dibuat Rusia, termasuk sistem rudal hipersonik. Sesuatu yang terkesan aneh.
Menurut Putin penawaran itu disampaikan kepada Donald Trump saat melakukan pembicaraan telepon baru-baru ini. Menurutnya apa yang dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali perundingan senjata strategis dengan Amerika.
“Saya memberi tahu Donald, ‘jika Anda mau, kami akan menjualnya kepada Anda dan itulah cara kami menjaga semuanya seimbang segera’,” kata Putin Forum Ekonomi Timur di Vladivostok Kamis 5 September 2019 sebagaimana dilaporkan Bloomberg.
Pernyataan itu disampaikan dalam sesi yang juga dihadiri oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Meski pihak Amerika berpendapat akan segera memiliki senjata seperti itu, Putin berkata, “mengapa membuang-buang uang ketika kita sudah menghabiskannya dan kita bisa mendapatkan sesuatu untuk yang tidak membahayakan keamanan kita?”
Putin mengatakan Amerika belum menanggapi tawarannya dan “tetap diam” pada usulan Rusia untuk mengurangi perlombaan senjata , setelah runtuhnya pakta Intermediate-Range Nuclear Force (INF) bulan lalu. Namun dilaporkan Reutes, Putin menyebut Trump menolak tawaran agar membeli rudal Rusia dan akan membuatnya sendiri.
Perjanjian New START 2010 membatasi persenjataan strategis Amerika dan Rusia adalah satu-satunya perjanjian senjata nuklir antara kedua kekuatan yang masih berlaku, dan itu akan berakhir pada awal 2021.
Putin mengatakan opsi lain adalah menyepakati metode penghitungan senjata baru Rusia dalam keseluruhan perjanjian senjata.
Bulan lalu Amerika Serikat juga menguji sebuah rudal jelajah berbasis darat yang mengenai target pada jarak lebih dari 500 km jauhnya, sebuah tes yang seharusnya dilarang di bawah INF.
Pakta itu melarang rudal darat dengan jarak 310-3.400 mil, mengurangi kemampuan kedua negara untuk meluncurkan serangan nuklir dalam waktu singkat