Hubungan Turki-Rusia Tegang, Bagaimana Nasib S-400?
S-400 Turki

Hubungan Turki-Rusia Tegang, Bagaimana Nasib S-400?

Hubungan antara Turki dan Rusia terganggu dengan situasi di Idlib Suriah. Ankara menuduh Rusia mendukung pasukan Suriah menggempur wilayah yang seharusnya menjadi daerah penyangga tersebut.

Sebaliknya Moskow menyebut meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut karena kegagalan Turki menjalankan komitmen untuk memisahkan antara pejuang moderat dan teroris.

Apakah ketegangan tersebut akan mempengaruhi proses pengiriman sistem pertahanan S-400 yang dibeli oleh Turki? Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan hal itu tidak akan terjadi.

“Mereka adalah dua masalah yang berbeda. Kami tidak dapat mengubah sikap utama kami, kebijakan kami karena satu perselisihan dengan negara ini atau negara itu. Kami seharusnya tidak membiarkan masalah Suriah merusak kerja sama  dan juga hubungan kami,” kata Cavusoglu, ketika ditanya apakah situasi di Idlib dapat mempengaruhi implementasi kesepakatan S-400 Sabtu 15 Februari 2020.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan hal yang kurang lebih sama. Menurutnya Moskow dan Ankara memiliki hubungan “sangat baik” tetapi suara bulat tentang semua masalah dalam dialog antara kedua negara tidak mungkin.

“Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Turki tetapi itu tidak berarti bahwa kami harus menyetujui segalanya. Faktanya, saya percaya bahwa tidak mungkin ada kesepakatan penuh tentang semua masalah dalam hubungan antara kedua negara. Jika itu ada, maka itu mengingatkan [kita] akan tekanan tertentu yang mengarah pada kesepakatan penuh, “kata Lavrov sebagaimana dilaporkan Sputnik.

Menurut  Lavrov, Rusia dan Turki memelihara kontak untuk menemukan cara untuk mengimplementasikan perjanjian pada Idlib. Dia menekankan bahwa perjanjian dengan Turki ini tidak berarti menyerah pada perang antiteroris di Suriah.

Sebelumnya pada hari itu, Cavusoglu bertemu dengan Lavrov di sela-sela Konferensi Keamanan Munich. Situasi di Idlib menjadi perhatian utama dalam pembicaraan tersebut.

Ketegangan di Idlib, satu dari empat zona de-eskalasi di Suriah, meningkat pekan lalu setelah Kementerian Pertahanan Turki mengatakan delapan personil militer Turki dan seorang warga sipil tewas dalam penembakan oleh pasukan Suriah di pos pengamatan Turki di provinsi tersebut.

Akibatnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk mengambil tindakan balasan jika angkatan bersenjata Suriah gagal menghentikan operasi mereka di zona tersebut dan menarik diri dari daerah yang dekat dengan pos pengamatan Turki pada akhir Februari.

Moskow mendesak Ankara untuk mematuhi perjanjian yang ada tentang Idlib dan menyatakan penyesalannya atas kegagalan Turki untuk memisahkan oposisi bersenjata dari para teroris.

 

Moskow dan Ankara menandatangani kesepakatan US$2,5 miliar untuk pengiriman empat baterai S-400 pada Desember 2017. Pengiriman semua komponen sistem S-400 ke Turki selesai pada 2021