Amerika Pastikan Tak Ada F-16 Pakistan Yang Hilang

Amerika Pastikan Tak Ada F-16 Pakistan Yang Hilang

Klaim India bahwa salah satu pilot pesawat tempurnya menembak jatuh jet tempur F-16 Pakistan dalam pertempuran udara 27 Februari 2019 lalu semakin diragukan. Dua pejabat senior pertahanan Amerika yang memiliki pengetahuan tentang situasi tersebut mengatakan kepada Foreign Policy bahwa Amerika baru-baru ini telah menghitung F-16 Islamabad dan tidak menemukan satu pun yang hilang.

Temuan itu secara langsung bertentangan dengan laporan pejabat Angkatan Udara India, yang mengatakan bahwa Komandan Wing Abhinandan Varthaman berhasil menembak jatuh sebuah F-16 Pakistan sebelum pesawatnya sendiri jatuh oleh rudal Pakistan.

“Ada kemungkinan bahwa dalam panasnya pertempuran, Varthaman, yang menerbangkan MiG-21 Bison mampu mengungci F-16 Pakistan, menembak, dan benar-benar yakin ia berhasil menembak jatuh. Tetapi perhitungan, yang dilakukan oleh otoritas Amerika di Pakistan meragukan versi New Delhi dari peristiwa, menunjukkan bahwa otoritas India mungkin telah menyesatkan masyarakat internasional tentang apa yang terjadi hari itu,” demikian tulis Foreign Policy Jumat 5 April 2019.

Berita itu datang hanya beberapa hari sebelum dimulainya pemilihan umum India, di mana Perdana Menteri Narendra Modi mencoba mempertahankan kekuasaannya. Dalam minggu-minggu menjelang pemilihan, ketegangan antara India dan Pakistan meningkat ke tingkat yang tidak terlihat dalam beberapa dekade setelah kelompok militan yang berbasis di Pakistan menewaskan lebih dari 40 petugas keamanan India dalam pemboman bunuh diri pada 14 Februari di Kashmir yang dikuasai India.

India kemudian melakukan serangan udara ke target darat di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan. Target tersebut diyakini merupakan fasilitas kelompok militan. Konflik berlanjut ketika pada 27 Februari terjadi pertempuran udara yang mengakibatkan MiG-21 India ditembak jatuh. India mengklaim menembak jatuh F-16 namun dibantah oleh Pakistan. Sedangkan Pakistan sendiri mengklaim menembak jatuh dua pesawat India.

Salah satu pejabat senior pertahanan Amerika yang memiliki pengetahuan langsung tentang penghitungan armada F-16 Amerika mengatakan bahwa Pakistan mengundang Amerika Serikat untuk menghitung secara fisik pesawat F-16 setelah insiden itu sebagai bagian dari perjanjian pengguna akhir yang ditandatangani ketika penjualan militer asing diselesaikan.

Secara umum dalam perjanjian seperti itu, Amerika Serikat mengharuskan negara penerima untuk mengizinkan pejabat Amerika  memeriksa peralatan secara teratur untuk memastikan bahwa peralatan itu diperhitungkan dan dilindungi.

Beberapa pesawat tidak segera tersedia untuk diperiksa karena konflik, sehingga personel Amerika membutuhkan beberapa minggu untuk mendapatkan jumlah pasti. “Tapi sekarang penghitungan telah selesai, dan semua pesawat hadir dan dicatat,” kata pejabat itu.

Seorang pejabat senior pertahanan Amerika kedua yang juga mengetahui tentang penghitungan itu mengkonfirmasi bahwa pihak berwenang Amerika di lapangan menemukan bahwa tidak ada pesawat F-16 Pakistan yang hilang.

 

Ketika insiden itu terjadi, India meminta pemerintah Amerika untuk menyelidiki apakah penggunaan F-16 Pakistan terhadap India melanggar ketentuan perjanjian penjualan militer asing.

Namun, pejabat pertahanan pertama mengatakan perjanjian itu tidak melibatkan ketentuan yang membatasi penggunaan F-16.

“Akan sangat naif bagi kita untuk percaya bahwa kita dapat menjual beberapa jenis peralatan ke Pakistan dan mereka tidak bisa menggunakan untuk pertempuran,” katanya.