5 Kapal Induk Paling Membunuh dalam Sejarah
Kapal Induk USS Theodore Roosevlet/ US Navy

5 Kapal Induk Paling Membunuh dalam Sejarah

A port bow view of the aircraft carrier USS MIDWAY (CV 41), anchored in its home port. Various aircraft line the fight deck.

USS Midway

USS Midway memasuki layanan pada bulan September 1945, tak lama setelah berakhirnya perang melawan Jepang. Dia memiliki bobot 45.000 ton, bisa melaju 33 knot, dan bisa membawa sekitar 100 pesawat.

Midway dan adik-adiknya merupakan langkah besar setelah kapal induk kelas Essex yang telah memenangkan Perang Pasifik, dan berjanji untuk memperkenalkan era baru penerbangan angkatan laut

Setelah komisioning, Midway menjadi kapal induk paling mematikan di dunia. Kekuatan ofensif kelompok udaranya melebihi kapal kelas Essex. Dengan bomber berbasis kapal induk A-2 Savage, Midway dan adik-adiknya menjadi satu-satunya operator di dunia yang mampu membawa senjata nuklir.

Midway mengalami modifikasi ekstensif selama karirnya hingga akhirnya mengakuisisi dek penerbangan miring dan inovasi lainnya. Meskipun ia tidak ikut dalam Perang Korea, Midway dioperasikan di Vietnam.

Dia memainkan peran penting dalam Perang Teluk tahun 1990. Kala itu ukurannya sudah relative lebih kecil dibanding supercarriers yang lebih modern. Tetapi hal ini memberikan kelebihan dalam maneuver. Layanan Midway berakhir pada tahun 1992, setelah membawa sejarah panjang penerbangan angkatan laut dari F6F Hellcat hingga F / A-18 Hornet.

 USS Theodore Roosevelt 
USS Theodore Roosevelt
USS Theodore Roosevelt

Sepuluh kapal induk nuklir kelas Nimitz telah menjadi modal Amerika dalam mendominasi laut sejak mereka mulai memasuki layanan pada akhir 1970-an. Dibangun selama rentang hampir 35 tahun, kelas ini terus memberikan inti dari kekuatan angkatan laut Amerika.

Di antara yang paling aktif dari kelas Nimitz adalah USS Theodore Roosevelt yang merupakan kelompok tempur kapal induk kedua. Roosevelt memasuki layanan pada tahun 1986; dengan bobot lebih dari 100.000 ton, membawa antara 75-80 pesawat, dan dapat melaju pada kecepatan tertinggi 30 knot.

Roosevelt menjadi kapal yang terlibat sejumlah perang di era pasca Perang Dingin-. Pada tahun 1991 ia meluncurkan serangan terhadap Irak selama Operasi Badai Gurun. Pada tahun 1999, kapal ini dilakukan serangan di Kosovo dan Serbia dalam pelayanan Operasi Angkatan Sekutu.

Setelah serangan 11 September, Roosevelt dikerahkan ke Timur Tengah dan berpartisipasi dalam sorti pertama melawan Taliban dan Al Qaeda dalam Operasi Enduring Freedom. Dua tahun kemudian, pesawat terbang dari kapal induk ini kembali menggempur Irak di hari-hari pertama Operasi Kebebasan Irak.

Roosevelt terus melancarkan serangan terhadap Afghanistan dan Irak di bagian akhir dekade ini. Roosevelt juga membantu blokade pelabuhan Yaman terhadap tersangka konvoi senjata Iran.

Roosevelt telah mengalami modifikasi besar. Kapal ini rencananya akan meninggalkan layanan 2035 yang berarti Roosevelt akan menjalani karier cemerlangnya Selma 50 tahun.

Sumber: National Interest