Angkatan Darat Amerika Serikat memilih jalan cepat dan mudah untuk melindungi tank mereka. Setelah selama puluhan tahun tidak berhasil mengembangkan sistem perlindungan aktif tank, mereka kini sudah dekat dengan keputusan untuk menginstal sistem milik Israel.
Dikenal sebagai Trophy Active Protection System, sistem ini sepertinya akan menjadi masa depan dari tank tempur utama Washington M1A1 Abrams. Setelah mendeteksi proyektil musuh, sistem mematikan tabung berisi amunisi akan menetralkan benda yang masuk.
Dengan memanfaatkan cakupan 360 derajat yang dipasok oleh empat antena yang terpasang bersamaan dengan radar pemantau tembakan, sistem komputer internal menghitung sudut tembak seketika, mengaktifkan peluncur yang berada di sisi kendaraan yang menonaktfikan serangan.
Sistem Trophy dikembangkan oleh Israel Aircraft Industries’ Elta Group dan Rafael Advanced Defense Systems. Sistem ini telah digunakan di tank Merkava 4 milik Israel dan terbutki mampu melawan rudal anti-tank dan granat berpeluncur roket sejak 2009.
Dengan perkiraan biaya sebesar US$ 350.000 sampai US$ 500.000 per tank (sekitar Rp4,7 miliar-Rp 6,6 miliar), Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa sistem Trophy adalah aset di Jalur Gaza selama kampanye melawan Hamas.

Pekan lalu, perwira eksekutif program sistem tempur darat US Army, Mayjen David Bassett, mengatakan, “Kami sangat dekat dengan keputusan mengenai sistem Trophy . Kami ingin membuat keputusan tersebut dengan cepat sehingga kami dapat menghabiskan uang di Tahun Anggaran berikutnya, “katanya sebagaimana dikutip Defence Tech.
Angkatan Darat Amerika sedang mempertimbangkan dua sistem pelindung aktif lainnya. Iron Fist yang didesain Industri Militer Israel, dan Iron Curtain, yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi Artis Herndon, berbasis di Virginia.
US Army telah mencari sistem perlindungan aktif sejak Perang Korea dan belum juga berhasil meski negara lain seperti Rusia telah mengembangkannya.
“Sistem Proteksi Aktif telah berada dalam tahap perancangan dan pengembangan sejak awal 1950an,” menurut Tank-Automotive Research, Development, and Engineering Center (TARDEC) US Army, “namun tidak ada yang berhasil melakukan transisi dari pembangunan ke integrasi pada sebuah platform. ”