Angkatan Udara AS sedang bersemangat untuk meningkatkan kemampuan jet tempur era 1980-an F-15. Pesawat tempur ini akan diberi senjata dan sensor baru dengan harapan mampu menjaga keunggulan pertempuran udara ke udara melawan jet tempur sekelas milik China J-10.
Upaya meliputi penambahan teknologi saat peperangan elektronik, super komputer berkecepatan tinggi, sistem infrared search and track enemy targeting, peningkatan kemampuan dan upgrade kemampuan senjata jaringan.
“Angkatan Udara berencana untuk menjaga armada F-15 dalam pelayanan sampai pertengahan 2040 ini. Banyak dari sistem F-15 berasal dari tahun 1970-an dan harus ditingkatkan jika pesawat ingin tetap operasional secara efektif. Berbagai upgrade akan lengkap pada awal 2021 untuk F-15C AESA (Active electronically scaned Array) dan akhir 2032 untuk berbagai upgrade peperangan elektronik, “kata juru bicara Angkatan Udara Mayor. Rob Leese kepada Scout Warrior belum lama ini.
Angkatan Udara saat ini mengoperasikan sekitar 400 F-15C, D dan E. Upgrade dilakukan salah satunya karena peningkatan kemampuan China yang diungkap dalam laporan ke Kongrespada 2014. Laporan itu mengutip kemajuan teknologi China yang cepat dan mempersempit margin superioritas udara Amerika secara besar-besaran sejak 1980an.
Sebagai contoh, laporan itu mengatakan bahwa pada F-15 pada 1980-an jauh lebih unggul dibandingkan J-10 China.

Namun, kemajuan teknis China dalam beberapa tahun terakhir telah jauh mempersempit kesenjangan yang menjadikan J-10 sekarang bisa dikatakan sebanding dengan F-15 AS.
Angkatan Udara dan Boeing meyakini upgrade yang sedang berlangsung untuk F-15 akan memastikan bahwa kesetaraan ini tidak terjadi dan akan memastikan F-15 tetap unggul.
Di antara upgrade adalah upaya berkelanjutan untuk melengkapi F-15 dengan komputer tercepat di dunia, yang disebut Advanced Display Core Processor, atau ADCPII.
“Komputer ini mampu memproses 87 miliar instruksi per detik, menerjemahkan ke dalam kemampuan pemrosesan misi lebih cepat dan lebih dapat diandalkan untuk aircrew,” kata juru bicara Boeing Randy Jackson kepada Scout Warrior.
F-15 juga menerima teknologi pelindung terhadap tembakan musuh dengan sistem yang disebut Eagle Passive Active Warning Survivability System.
“Hal ini memungkinkan pesawat untuk mengidentifikasi ancaman dan secara aktif melawan ancaman melalui penghindaran, penipuan atau teknik jamming,” kata Mike Gibbons, Wakil Presiden Boeing Program F-15.
Gibbons menambahkan, teknologi penargetan dan pelacakan juga sedang diintegrasikan ke F-15 termask penambahan sensor pasif jarak jauh disebut Infrared Search and Track , atau IRST.
Teknologi ini juga sedang direkayasa dari F/A-18 Super Hornet Angkatan Laut. Teknologi ini dapat mendeteksi panas, sering disebut emisi inframerah, pesawat musuh.
“Sistem ini secara bersamaan dapat melacak beberapa target dan memberikan kemampuan penargetan udara ke udara yang sangat efektif, bahkan ketika menghadapi ancaman canggih yang dilengkapi dengan teknologi radar jamming,” kata pejabat Angkatan Laut.
IRST juga menyediakan sistem penargetan alternatif udara-ke-udara di lingkungan serangan elektronik ancaman tinggi.