BAGAIMANA JIKA DIJUAL KE CHINA?
Tetapi bukan berarti data yang dicuri tidak berharga, Korea Utara bisa saja menjual cetak biru F-15 ke negara lain yang bisa memanfaatkannya. “Satu-satunya pilihan adalah mencoba menjual informasi dan sepertinya hanya China bisa dilihat sebagai calon [pembeli] yang masuk akal,” kata Oliemans dalam email kepada The Daily Beast.
Hacker Beijing sendiri telah terlibat dalam pencurian beberapa desain senjata AS, termasuk pesawat tempur F-22 dan F-35 yang merupakan penerus yang lebih modern dari F-15.
Hack pada F-35 sepertinya yang paling merusak ke Amerika Serikat. Pada tahun 2007, cyberspies China dilaporkan menyusup masuk ke server milik perusahaan kedirgantaraan Lockheed Martin dan meretas informasi desain dari F-35. Hanya beberapa tahun kemudian, sebuah perusahaan China meluncurkan prototipe pesawat tempur siluman J-31 yang beberapa pengamat menduga setidaknya beberapa bagiannya didasarkan pada dicuri data F-35.
Tapi Oliemans mengatakan ia meragukan sayap F-15 ini akan banyak menarik bagi China. “Jika hack hanya pada desain sayap, yang bukan bagian paling modern tentang F-15, saya akan menduga China tidak akan tertarik sama sekali.”
“Bahkan,” Oliemans melanjutkan, “Mengingat China telah meretas sejumlah cetak biru dan data lainnya seperti pesawat seperti F-35 dan F-22, saya tidak akan terkejut jika mereka juga sudah memiliki akses ke desain sayap F-15. ”
Dengan fakta ini The Daily Beast melihat bahwa pencurian data oleh Korea Utara tidak akan berbahaya. Tetapi bukan berarti dugaan cybertheft Korea Utara tidak mengkhawatirkan. Oliemans menyebutnya hack ini sebagai “perkembangan mengkhawatirkan.” Sementara Kelly mengatakan. “Mereka akan mencoba dan mencoba sampai mereka mendapatkan apa yang mereka cari,” katanya.