Senat Amerika Serikat menegaskan apa yang seorang jenderal Angkatan Udara isyaratakan pada bulan Februari 2016 tentang sesuatu yang seharusnya sudah jelas selama bertahun-tahun tentang F-35.
Program Joint Strike Fighter tidak berkembang menjadi satu pesawat yang digunakan oleh Angkatan Udara AS, Angkatan Laut dan Korps Marinir.
Joint Strike Fighter sebenarnya adalah tiga desain pesawat yang berbeda dan hanya berbagi kokpit dasar, mesin serta perangkat lunak dan jaringan logistik. F-35A Angkatan Udara, ‘F-35B Marinir dan F-35C Angkatan Laut agar adil seharusnya disebut sebagai F-35, F-36 dan F-37.
“Meskipun tujuannya untuk pesawat bersama, F-35A, F-35B dan F-35C pada dasarnya tiga pesawat yang berbeda, dengan misi dan persyaratan kemampuan yang berbeda secara signifikan,” Senat menyatakan hal itu dalam rancangan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2017.
Ahli penerbangan militer David Axe dalam tulisannya di War is Boring menyebutkan jika rancangan itu disepakati dan ditandatangani menjadi undang-undang maka istilah F-35 bisa berubah atau hilang dalam beberapa bulan mendatang.
Penegasan Senat itu datang hanya tiga bulan setelah kepala kantor program JSF Letnan Jenderal Christopher Bogdan dari Angkatan Udara AS, mengatakan tiga F-35 model hanya 20 sampai 25 persen memiliki kesamaan , terutama dalam kokpit mereka.
Ini “hampir seperti tiga jalur produksi terpisah,” kata Bogdan sebagaimana dikutip Air Force Magazine.
Sebuah pesawat tempur gabungan sebenarnya menurutnya akan sangat sulit diwujudkan karena masing-masing cabang bersikeras dengan persyaratannya masing-masing. “Kamu ingin apa yang kamu inginkan,” kata Bogdan.
Senat dalam rancangan undang-undang juga mewajibkan kantor Bogdan untuk menutup program pada tahun 2019 ketika F-35 masuk ke tahap produksi penuh. Program selanjutnya dipecah menjadi tiga masing-masing untuk Angkatan Udara, Marinir dan Angkatan Laut. “Memberikan program kepada layanan akan membantu memastikan keselarasan dari tanggung jawab dan akuntabilitas kebutuhan program F-35 yang telah terlalu sering bermasalah,” jelas Senat.
Agar adil, Angkatan Laut cenderung akan mengawasi sebagian besar akuisi senjata utama Korps Marinir. Jika usulan Senat menjadi hukum, Angkatan Laut bisa membuka dua kantor baru untuk mengelola F-35B dan F-35C.