Kisah Maut 2 Crew KA-6D Saat Kanopi Pecah di Udara (I)

Kisah Maut 2 Crew KA-6D Saat Kanopi Pecah di Udara (I)

KA-6D copy
Pesawat KA-6D yang pecah kanopinya saat hendak mendarat. Tampak salah satu kru (navigator) tubuhnya sudah ada di luar pesawat)

9 Juli 1991 menjadi waktu yang tidak akan terlupakan bagi Letnan Mark Baden dan Letnan Keith Gallagher KA-6D. Ketika sedang terbang, tiba-tiba kanopi pesawat pecah menjadikan situasi panik dan mereka benar-benar berada di ujung maut. Untunglah mereka bisa selamat.

KA-6D adalah versi tanker dari pesawat tempur A-6 Intruder. Berbagai peralatan tempur serta dari A-6 dihilangkan untuk kemudian diganti dengan paket pengisian bahan bakar seperti selang dan reel internal serta fairing parasut yang menonjol di bawah belakang pesawat. Sebanyak 90 KA-6D diproduksi oleh Grumman untuk US Navy. Salah satu peristiwa yang paling terkenal yang melibatkan KA-6D selama beroperasi 1963-1997 adalah 9 Juli 1991.

Pada hari itu, Letnan Mark Baden dan Letnan Keith Gallagher terbang dengan call sign “Lizard 515” dari kapal induk USS Abraham Lincoln (CVN-72).
“Hukum Murphy mengatakan apa pun yang bisa salah entah anda mengharapkan atau tidak (Murphy adalah seorang penerbang). Pada ulang tahun 26 saya dikejutkan oleh sepotong nasib buruk yang hampir membunuh saya. Hanya mukjizat yang menyelamatkan sayaukuran Texas yang seharusnya membunuhku. Untungnya, hal itu segera diikuti oleh membunuh seluruh mukjizat yang memungkinkan saya untuk berada di sekitar untuk 27 saya,” kata Gallager

Dikisahkan, setelah ada panggilan bahan bakar ketiga, Lizard 515 seera mengambil posisi untuk siap mengisi bahan bakar. Sesuai standar yang diterapkan  Seperti yang dijelaskan oleh Gallagher “Saya merasakan sesuatu yang aneh terjadi: kepalaku menyentuh kanopi. Untuk sesaat aku berpikir bahwa aku telah tidak sempurna mengencangkan sabuk pengamanku. Tetapi ternyata aku salah. Sebelum aku bisa menyelesaikan pikiran itu tiba-tiba ada ledakan keras, diikuti oleh angin dan kebisingan yang luar biasa keras. Kebingungan seketika menguasai pikiran saya. Saya mencoba kembali ke kursi saya. Tetapi gagal karena angin terlalu kencang. Apakah kanopi meledak? Apakah kaca depan meledak?. Semua pertanyaan ini ada di kepala saya di tengah situasi yang kacau. Saat aku melihat ke bawah dan melihat pemandangan yang saya tidak akan pernah lupa: bagian atas kanopi, cukup dekat untuk menyentuh. Saya baru sadar saya telah keluar dari ruang kopkit dan seperti sedang duduk di atas pesawat A-6 ”
Situasi yang dialami Gallagher begitu ekstrem: “Aku tidak bisa bernapas. Helm dan masker saya telah robek, dan tanpa kedua alat itu angin menghantam muka saya dengan sangat keras. Rasanya seperti mencoba minum melalui selang pemadam kebakaran. Aku tidak menghirup udara di tengah-tengah angin. Lenganku tertarik ke belakang sampai akhirnya aku bisa menariknya dan merapatkan ke dada saya.”

salah satu KA-6D saat mengisi bahan bakar di udara untuk F-14
salah satu KA-6D saat mengisi bahan bakar di udara untuk F-14

Sementara Baden mencoba melakukan pendaratan, Gallagher mencoba untuk melakukan injeksi guna melontar dari pesawat. “Aku meraih pegangan bagian bawah dengan kedua tangan dan menariknya tetapi tidak bergerak. Dalam situasi panik aku mencobanya lagi tetapi tetap tidak berhasol Dengan lebih panik diinduksi sedikit kekuatan saya mencoba lagi, tetapi tidak berhasil. Pegangan tidak akan bergerak. Aku mencoba lagi untuk mencapai pegangan tapi angin menyeret tangan saya. Yang bisa lakukan kemudian adalah hanya menahan kedua tangah di dada saya. Karena jika salah satu lepas dia akan tertarik keras ke belakang dan itu sangat tidak baik,” ujarnya.

Sementara itu, Baden menghubungi kapal induk: Mayday, Mayday, this is 515. My BN has partially ejected. I need an emergency pull-forward!”
Jawabannya segera tiba: “Roger, switch button six.” Baden beralih ke frekuensi UHF di Channel 6 dan berkata “Boss (Pejabat A yang memerintah di dek penerbangan), ini adalah 515. Navigator saya telah keluar sebagian dari pesawat saya harus mendarat darurat”

Boss menjawab: “Bawa masuk.” Pada titik ini Baden melihat kaki BN dan masih bergerak hingga dia tahu Gallagher belum mati. Jadi, ketika Boss bertanya apakah BN masih dengan pesawat, Baden menjawab “Hanya kakinya masih di dalam kokpit.” Jawabnya. Untungnya, Bos mengerti apa maksudnya yakni bahwa Gallager masih hidup. “homeplate,” kata Bos kepadanya yang berarti dia harus segera kembali ke kapal induk. (bersambung)