Angkatan Udara Amerika telah memberikan laporan rahasia kepada Komite Pertahanan Senat tentang kemungkinan memulai kembali produksi jet tempur F-22 Raptor.
Sebagaimana dilaporkan Washington Examiner Selasa 20 Juni 2017, komite senat masih merahasiakan hasil laporan tersebut. Laporan ini sesuai permintaan komite tahun lalu untuk menentukan apakah mungkin memproduksi lagi pesawat generasi kelima tersebut.
Kongres pada tahun 2009 meminta untuk menghentikan produksi pesawat tempur siluman F-22 setelah hanya 187 dibangun.
Komite Pertahanan telah mempertimbangkan apakah pesawat baru masih mungkin masih dibangun untuk layanan tersebut untuk memenuhi kebutuhan udara Amerika.
Sejak penghentian prematur lini produksi Raptor pada 2011, banyak pemimpin militer dan sipil telah mencemoohkan keputusan. Tampaknya HASC telah memberikan Angkatan Udara kesempatan untuk membalikkan keputusan itu. Menteri Pertahanan Robert Gates menghentikan produksi di hanya 187 airframes operasional. Dari jumlah itu, 183 tetap dalam pelayanan.
Pada tahun 1991 Angkatan Udara memilih Lockheed F-22 sebagai pemenang kompetisi Advanced Tactical Fighter dengan mengalahkan Northrup/McDonnell F-23. Program ini awalnya dirancang untuk menghasilkan 749 pesawat untuk menggantikan F-15C Eagle. Pada tahun 1997 Kongres memangkas program F-22, membatasi produksi hanya 339 airframes. Pada tahun 2003, jumlah itu direvisi kembali ke 381.
Overruns biaya dan penundaan produksi membuat F-22 menjadi target politik, dan pada tahun 2009, Menteri Pertahanan Gates menutup garis produksi F-22. Yang terakhir dari 187 Raptor datang dari jalur perakitan Lockheed-Martin di Marietta, Georgia pada tahun 2011. Jalur ini ditutup dan seluruh perkakas dan kelebihan bahan disimpan untuk mengantisipasi di kemudian garis produksi perlu restart.