Boeing membatalkan pembangunan pesawat Maritime Surveillance Aircraft (MSA) dan Reconfigurable Airborne Multi-Intelligence System (RAMIS), setelah gagal mendapat pembeli dari kedua platform tersebut.
Perwakilan perusahaan kepada IHS Jane pada awal bulan 2017 Juni, walaupun menampilkan MVA yang berbasis pada Bombardier Challenger 605 kepada operator potensial di seluruh dunia, tidak ada penjualan yang diraih dan pesawat terbang tidak lagi dipasarkan secara aktif. RAMIS yang berbasis pada King Air 350 juga dihentikan pada akhir 2014.
“Boeing mengembangkan Maritime Surveillance Aircraft dan menunjukkan kemampuan sistem ini di di 11 negara yang berbeda dan 50 penerbangan demonstrasi untuk pelanggan potensial. Kami belum memiliki pelanggan yang membeli kemampuan yang kami tawarkan,” kata sebuah pernyataan perusahaan yang didapat IHS Jane.

“Sebagai pemimpin dalam menyediakan ISR [intelijen, pengawasan, dan pengintaian udara] kepada pelanggan di seluruh dunia, Boeing dengan hati-hati mengevaluasi setiap kebutuhan pelanggan untuk menawarkan solusi terbaik untuk misi tersebut. Portofolio kami menampilkan berbagai produk dengan berbagai macam kemampuan saat kami melanjutkan diskusi dengan pelanggan tentang persyaratan kelautan mereka,” tambahnya sebagaimana dilaporkan 14 Juni 2017.
Diluncurkan di Farnborough Airshow pada tahun 2012, Boeing MSA diluncurkan sebagai pilihan yang relatif murah namun mampu bagi operator yang memiliki persyaratan untuk melakukan misi seperti operasi kontra-rekrutmen, penegakan zona ekonomi eksklusif, patroli imigrasi, keamanan pesisir dan perbatasan, dan search and rescue (SAR) rentang lama.
Untuk peran ini, pesawat dilengkapi dengan sejumlah sistem misi P-8A Poseidon, walaupun tidak disiapkan untuk mengangkut persenjataan perang anti-kapal selam atau persenjataan anti-permukaan.