Militer Amerika mengucapkan terima kasih kepada Rusia karena melakukan intervensi pada rezim Suriah untuk mengurangi ketegangan dengan pasukan pemberontak yang didukung Amerika di perbatasan Yordania.
“Kami meminta bantuan orang-orang Rusia dan pihak Rusia sangat membantu” dalam membatasi bentrokan antara kekuatan mitra kami di kota perbatasan Al Tanf dan pasukan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad yang didukung oleh pejuang Hizbullah,” kata Juru Bicara Pentagon Kapten Jeff Davis sebagaimana dilaporkan Military.Com Jumat 9 Juni 2017.
Pada sebuah briefing di Pentagon, Davis menekankan bahwa AS tidak memiliki kontak langsung dengan rezim Suriah namun menggunakan apa yang disebut “saluran dekonflik” dengan Rusia untuk menyampaikan kekhawatirannya mengenai situasi di perbatasan dan memperingatkan bahwa AS memiliki hak untuk memilih sendiri pertahanan.
Davis mengatakan bahwa wilayah perbatasan tersebut cukup tenang pada hari Jumat dibandingkan dengan hari Kamis, ketika pesawat F-15 AS menembak sebuah kendaraan udara tak berawak besar yang telah menjatuhkan amunisi di wilayah yang dikuasai oleh pasukan yang didukung Amerika. Amunisi gagal meledak.
Pesawat Amerika juga menyerang dan menghancurkan dua kendaraan yang menuju ke sebuah kamp yang didirikan oleh pasukan pro-rezim, kata Davis.
Kolonel Angkatan Darat Ryan Dillon, juru bicara militer Amerika di Baghdad, mengatakan pada hari Kamis bahwa pesawat tak berawak yang ditembak jatuh seukuran MQ-1 Predator. Kecurigaannya adalah bahwa pesawat tak berawak itu dipasok oleh Iran, yang telah mendukung rezim Assad dengan pasukan dan pasokan.
Davis tidak akan memastikan bahwa pesawat tak berawak itu berasal dari Iran namun mengatakan, “Kami tahu bahwa Iran, yang jelas mendukung rezim tersebut, memberi mereka peralatan, memberi mereka bantuan dan dukungan dana.”