Mungkin, untuk menjawab pertanyaan ini, bisa merujuk pada pendapat ahli Rusia tentang BTR-4E yang sebelum tahun 2014. Pakar Rusia M. Baryatinskiy pada 2012 menulis di situs Voennoe obozrenie dengan judul “Ukrainian armored personnel carrier BTR-4 – a blow to the domestic “defense industry employees” ego.
Menurut M. Baryatinskiy, mayoritas kompleks industri pertahanan Soviet jatuh ke Rusia, setelah jatuhnya Uni Soviet. Sementara yang kedua adalah Ukraina. Sejak saat itu, kemajuan Ukraina di pasar senjata dunia sangat menyakitkan Federasi Rusia.
Secara khusus, dia mencatat bahwa: “Kebanggaan industri pertahanan Rusia sangat dilemahkan oleh prospek kontrak internasional untuk pengadaan armada pengangkut personel BTR-4, yang dibuat di Kharkiv pada awal tahun 2000an, ditawarkan untuk ekspor dengan nama Butsefal.
Semua komentar pedas Rusia, mengenai keberhasilan senjata Ukraina mengarah pada hal yang sama: tidak ada hal baru yang bisa dilakukan oleh “pegawai industri pertahanan” negara tetangga. Mereka masih menjual peralatan era Soviet. ”
Baryatinskiy juga mengutip sebuah pendapat “ahli” Rusia dalam artikelnya: “Meskipun BTR-4 merupakan kemajuan yang cukup serius terhadap konsep modern dari pengangkut personel lapis baja beroda, dibandingkan dengan keluarga BTR-80, BTR-4 jelas lebih rendah daripada model Barat yang paling operatif. BTR-4 terbebani oleh sejumlah solusi teknis yang terang-terangan tidak berhasil (bagian depan lambung “kokpit”, yang dipinjam dari Fuchs BTR tahun 70-an, sebuah penutup depan yang besar), tidak memiliki keamanan yang memadai dan, khususnya, melindungi dari ranjau yang sama sekali tidak memadai untuk persyaratan modern “.
Dalam artikelnya M. Baryatinskiy mengatakan para ahli yang disibukkan dengan kemajuan BTR-4 di pasar persenjataan dunia, bukannya meneliti mengapa kendaraan tempur tersebut memenuhi standar NATO (tanda kualitas di dunia sekarang ini).
Ada apa sebenarnya, itu karena kekurangan minyak dan gas Ukraina, hingga harus mencari jalan keluar dengan, merancang dan menemukan sesuatu. Ukraina tidak memiliki megalomania yang mencegah penemuan sampel persenjataan baru yang sangat penting. BTR-4 memang tidak sempurna, kendaraan ini memiliki banyak kelemahan. Namun, kesesuaian yang disebutkan di atas dengan standar NATO, korelasi harga / kualitas merupakan faktor kunci dalam evaluasi kendaraan.
Wakil Perdana Menteri Rusia D. Rogozin menyadari hal ini. Pada 20 Mei 2017 dia memaparkan tentang program persenjataan baru Rusia dan meramalkan akan pergeseran modernisasi model kuno.
“Perlu disebutkan bahwa modernisasi adalah fenomena yang biasanya sejalan dengan penciptaan model baru. Namun, modernisasi seharusnya tidak sendirian. Jika tidak, itu mencegah pembentukan program persenjataan baru, ” kata D. Rogozin sebagaimana dikutip Vesti.
Apalagi, dia menyebutkan bahwa program baru ini akan inovatif, penekanan utamanya akan dibuat pada persenjataan intelektual dan pembuatan sistem kontrol otomatis.
Namun, dengan mempertimbangkan pernyataan Rogozin sebelumnya mengenai keberhasilan realisasi program substitusi impor untuk industri pertahanan Rusia, yang sebenarnya gagal total, program inovatif baru ini kemungkinan akan sama.
NEWSADER melaporkan bahwa industri pertahanan Rusia telah secara tragis terancam oleh embargo militer dan perdagangan yang menjadi bagian dari sanksi ekonomi Barat dan sekutu-sekutunya (termasuk Kyiv) sebagai tanggapan terhadap agresi Rusia terhadap Ukraina.
Bahkan menurut pengakuan ahli militer Rusia, Rusia, menghadapi tugas yang tidak dapat dielakkan dalam transisi dari produksi militer abad XX ke XXI. Ini akan memakan waktu lebih dari 5 tahun.
Perlu ditekankan bahwa kampanye informasi Rusia akan terus berlangsung pada Ukraina. Hal ini harus memberi kita semua sikap hati-hati terhadap informasi.
Sumber: defense-blog.com