Pada tanggal 19 Maret 2003 malam, pasukan AS dan Inggris melancarkan operasi militer bersama terhadap Irak, tanpa sanksi PBB. Komando dan kontrol serangan itu dilakukan oleh Komando Pusat AS, CENTCOM, yang berkantor pusat di MacDill Air Force Base, di Tampa, Florida.
Kekuatan gabungan Amerika dan Inggris yang terdiri dari 280.000 personel yang berbasis di Teluk Persia, terlibat dalam operasi itu. Koalisi Angkatan Udara memiliki lebih dari 700 pesawat tempur. Pasukan koalisi darat membawa lebih dari 800 tank US M1 Abrams, sekitar 120 tank UK Challenger, lebih dari 600 kendaraan tempur lapis baja M2 / M3 Amerika dan sekitar 150 kendaraan tempur infanteri Inggris.
Angkatan bersenjata Irak memiliki 389.000 tentara, 40.000 sampai 60.000 paramiliter dan polisi, dan 650.000 pasukan cadangan. Merek memiliki sekitar 2.500 tank yang sebagian besar sduah usang, sekitar 1.500 kendaraan tempur infanteri BMP1 dan BMP2 dan sekitar 2.000 sistem artileri kaliber di atas 100mm.
Irak juga memiliki sekitar 300 pesawat tempur, sebagian besar adalah F1EQs Mirage Prancis dan MiG yang dirancang Soviet, 100 helikopter tempur dan sekitar 300 helikopter transportasi.
Pada tanggal 19 Maret, koalisi pimpinan AS memasuki zona demiliterisasi di perbatasan antara Kuwait dan Irak. Presiden Bush memerintahkan dimulainya serangan militer terhadap Irak. Operasi dimulai keesokan harinya dengan serangan rudal jelajah presisi dipandu yang diluncurkan dari laut, dan rudal udara ke permukaan yang menyasar target-target militer Irak dan gedung-gedung pemerintah di Baghdad.
Pasukan Amerika menggunakan kekuatan artileri besar-besaran di perbatasan Kuwait-Irak. expeditionary units Marinir dan the 3rd Motor Rifle Division menyeberangi perbatasan Irak-Kuwait dan memulai operasi darat.
Pada tanggal 20 Maret, Presiden Bush berpidato mengumumkan dimulainya operasi militer terhadap Irak. Amerika Serikat menyatakan bahwa keputusan untuk menggunakan kekuatan militer terhadap Irak didukung oleh 45 negara, 15 di antaranya tidak menyatakan dukungan mereka secara resmi tapi siap untuk memberikan wilayah udara mereka untuk serangan terhadap Irak.
Pada tanggal 5 April, pasukan koalisi maju di kompleks gedung pemerintah di Baghdad. Di tenggara, pasukan menyerang dan merebut Basra dan kota Karbala, 60 mil barat daya Baghdad. Kedua wilayah penting ini sepenuhnya di bawah kontrol.
Pada tanggal 9 April, pasukan koalisi menyerbu Baghdad dan melanjutkan untuk merebut kota utama Irak lainnya, termasuk Kirkuk pada tanggal 10 April dan Mosul sehari setelahnya.


