Penjualan jet tempur Rafale ke India tidak henti-hentinya menemukan masalah. Setelah sempat muncul berita Prancis bersedia mengurangi harga yang ditawarkan, tetapi India menemukan bahwa penawaran baru tidak lebih baik dari yang lama.
Dassault Aviation awalnya menawarkan untuk menjual 36 pesawat tempur Rafale dengan harga sekitar 10,5 miliar Euro, tetapi pemerintah India meminta diskon 30 persen yang menjadikan masalah ini menjadi titik debat yang melelahkan.
Sekarang pemerintah Prancis telah menawarkan harga baru dan Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Drian telah menulis surat kepada Menteri Pertahanan India Manohar Parrikar mengenai tawaran itu. Menurut sumber kementerian pertahanan, Prancis kini menawarkan untuk menjual 36 pesawat tempur dengan harga 7,8 miliar Euro atau sekitar 7 persen lebih murah dibanding harga asli yang ditawarkan oleh Dassault Aviation.
Namun menurut sumber Kementerian Pertahanan sebagaimana dikutip Sputnik Rabu 25 Mei 2016 menyebutkan, pemerintah India telah menemukan tawaran baru juga memuat banyak perubahan dari yang sebelumnya termasuk dukungan produk yang hanya menjadi lima tahun, bukan sepuluh tahun seperti yang ada dalam perjanjian sebelumnya. Selain itu, tawaran terbaru juga mengabaikan biaya untuk menyiapkan infrastruktur di dua pangkalan udara untuk dua skuadron Rafale.
Menurut sumber Kementerian Pertahanan, pemerintah India menganggap tawaran baru itu tidak lebih menguntungkan karena ketika harga dipangkas, komponen lain juga dihilangkan.
Selain itu India juga khawatir bahwa pemerintah Prancis menolak permintaan India dalam kesepakatan garansi bank. Melihat kondisi ini kesepakatan Rafale tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat.