Rusia: Kami Siap Melawan Serangan Amerika, Tapi Takkan Menembakkan Rudal Pertama
Rudal Iskander/TASS

Rusia: Kami Siap Melawan Serangan Amerika, Tapi Takkan Menembakkan Rudal Pertama

Rusia siap menghadapi kemungkinan upaya Amerika mengacaukan situasi tetapi akan menahan diri untuk tidak mengirim misilnya ke mana pun sampai Amerika Serikat membuat langkah serupa.

“Presiden Rusia [Vladimir Putin] mengatakan pada 2 Februari bahwa, dipandu oleh pendekatan bertanggung jawab kami untuk memastikan perdamaian dan keamanan global, kami meluncurkan kegiatan ilmiah, penelitian dan pengembangan untuk menciptakan rudal jarak menengah sehingga kami dapat mengusir calon rudal Amerika, yang produksinya telah memasuki tahap lanjut, “kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov Selasa 18 Juni 2019.

Dia melanjutkan, pada saat yang sama, Rusia akan menjauhkan diri dari penempatan unit di mana saja sampai Amerika Serikat melakukannya.

Pernyataan Ryabkov muncul setelah Vladimir Dzhabarov, wakil ketua komite urusan luar negeri majelis tinggi Rusia mengatakan sehari sebelumnya bahwa Moskow akan meningkatkan kekuatan militernya di perbatasan barat negara itu sebagai langkah pembalasan terhadap langkah Amerika mengirim lebih banyak pasukan ke Polandia. Pejabat itu juga menekankan bahwa Rusia akan membalas jika menghadapi serangan dari wilayah Polandia.

Pekan lalu, Presiden Amerika Donald Trump dan Presiden Polandia Andrzej Duda sepakat bahwa Amerika Serikat akan membentuk skuadron pengintai kendaraan udara tak berawak MQ-9 Reaper di Polandia dan menempatkan 1.000 tentara tambahan yang diperkirakan akan didanai oleh Warsawa.

Baru-baru ini, beberapa spekulasi tentang rencana Amerika untuk mendirikan pangkalan militer di Polandia muncul ketika pihak berwenang Polandia mengutip dugaan ancaman Rusia sebagai salah satu alasan untuk membangun militernya.

Moskow, pada bagiannya, telah berulang kali menekankan bahwa mereka tidak akan pernah menyerang anggota NATO. Menurut Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, NATO sadar Moskow tidak memiliki rencana untuk menyerang siapa pun dan menggunakan ancaman yang diduga sebagai alasan untuk mengerahkan lebih banyak pasukan di dekat perbatasan Rusia.

RUU Nuclear Forces Treaty

Pada hari Selasa, majelis rendah parlemen Rusia pada sidang paripurna mengesahkan sebuah RUU yang menangguhkan Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty (INF).

Majelis tinggi parlemen Rusia akan membahas RUU itu pada 26 Juni dan anggota parlemen kemungkinan akan mendukungnya, kata anggota parlemen senior Rusia, Sergei Tsekov.

“Jika dokumen-dokumen dari Duma Negara siap, dan saya pikir mereka pasti akan, maka kita akan membahas ini pada sesi pada 26 Juni,” kata Tsekov sebagaimana dilaporkan Sputnik.

“Semua orang telah lama menyadari situasi ini, dan semua orang memahaminya. Keputusan itu diambil sebagai tanggapan terhadap penarikan de facto AS dari INF,” Tsekov menambahkan.

Amerika Serikat secara resmi menangguhkan kewajibannya berdasarkan Perjanjian INF pada 2 Februari, atas dugaan pelanggaran oleh Rusia, dan memicu proses penarikan enam bulan. Rusia membantah tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa Washington-lah yang melanggar kesepakatan yang ditandatangani pada 1987 tersebut. Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit 4 Maret tentang penangguhan partisipasi Rusia dalam Perjanjian INF.