Perubahan menarik terjadi di sejumlah wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia. Bukan pergerakan pasukan tetapi secara kompak sejumlah daerah itu mengatakan akan melakukan referendum.
Pemungutan suara dilakukan untuk menentukan apakah mereka akan tetap menjadi wilayah Ukraina atau bergabung dengan Rusia.
Donetsk dan Luhansk menjadi dua daerah pertama yang memutuskan untuk mengadakan referendum minggu ini. Kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa Dewan Rakyat di Republik Rakyat Donetsk yang dideklarasikan sendiri telah setuju untuk mengadakan referendum tersebut.
Ketua Dewan Denis Pushilin mengatakan pemungutan suara akan dilakukan dalam format campuran yakni tatap muka dan jarak jauh. Ini karena mempertimbangkan masalah keamanan. Namun suatu hari akan dialokasikan untuk pemungutan suara secara langsung.
Pemimpin Republik Rakyat Luhansk yang dideklarasikan sendiri Leonid Pasechnik, juga menandatangani undang-undang tentang referendum .
Setelah Donetsk dan Luhanks kepala pemerintahan regional Kherson yang didukung Rusia, Vladimir Saldo juga mengumumkan akan megngelar referendum. Waktunya pun sama yakni antara 23 dan 27 September.Zaporizhia juga bergabung dengan rencana tersebut.
Saldo mengatakan mempertimbangkan situasi sulit di wilayah Kherson dan memahami tanggung jawabnya untuk kehidupan dan ketenangan penduduk wilayah tersebut, maka pemimpoin wilayah Kherson akan melakukan segala yang diperlukan. Dengan bergabung ke Rusia maka Kherson akan menjadi subjek penuh dari Federasi Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam komentarnya mengatakan rencana Luhansk dan Donetsk untuk referendum menunjukkan orang-orang di wilayah itulah ingin memutuskan nasib mereka sendiri
Menurut Lavrov sejak awal operasi militer khusus dan pada periode sebelumnya, Moskow telah mengatakan orang-orang di wilayah itu yang harus memutuskan nasib mereka.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: