Amerika Ingatkan Mesir Agar Tak Beli Jet Tempur Su-35
Su-35/Kementerian Pertahanan Russia

Amerika Ingatkan Mesir Agar Tak Beli Jet Tempur Su-35

Pejabat senior pemerintah Amerika SErikat memperingatkan Mesir agar tidak membeli pesawat tempur Su-35 dan rudal dari Rusia.

“Dalam hal pengaruh Rusia yang semakin luas di kawasan tersebut, jelas itu sesuatu yang sangat kami khawatirkan. Kami tidak melihat banyak manfaat material dari keterlibatan dengan Rusia ,” kata pejabat itu, Senin 8 April 2019. “Kami hanya akan mendorong Mesir untuk berbalik lebih ke Barat, ke Amerika Serikat”.

Menurutnya, Washington telah menghadapi situasi yang sama dengan China, India, dan Turki. Pejabat tersebut menjelaskan bahwa Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) berlaku di Amerika Serikat. Dokumen tersebut memberikan kewenangan memberi sanksi kepada negara-negara yang melakukan transaksi dengan sektor pertahanan atau intelijen Rusia.

Pejabat itu mengatakan pemerintah mendorong Mesir untuk mengembangkan lembaga-lembaga demokratis sambil memperhatikan kepentingan keamanan Amerika.

Seperti dilaporkan sebelumnya Mesir dikabarkan akan membeli lebih dari dua lusin jet tempur Su-35 dari Rusia. Mesir dilaporkan telah menandatangani kesepakatan senilai US$2 miliar dengan Rusia untuk membeli juet tempur beserta senjatanya.

Surat kabar Rusia Kommersant melaporkan pada 18 Maret 2019, akuisisi tersebut akan secara signifikan meningkatkan potensi Angkatan Udara Mesir bersamaan dengan pengiriman MiG-29M / M2, yang sedang berlangsung.

Di bagian lain pejabat tersebut mengatakan Amerika Serikat ingin memperluas kemitraan kontraterorisme dengan Mesir mengingat terorisme tetap menjadi ancaman signifikan bagi stabilitas negara itu.

“Terorisme adalah ancaman yang sangat signifikan bagi stabilitas Mesir, dari Libya, Sinai dan Selatan, sehingga mereka memiliki posisi unik untuk merespons berbagai ancaman di teater itu. Bagi kami, ini adalah kemitraan yang sangat, sangat penting yang ingin kami kembangkan, “kata pejabat itu sebagaimana dilaporkan Defense Blog Selasa 9 April 2019.