Dari berpuluh-puluh film aksi Hollywood telah memberi gambaran kepada kita, peredam yang ditempatkan di ujung pistol menunjukkan sebuah rencana untuk membunuh orang secara senyap.
Namun seperti yang dilaporkan oleh The Washington Post baru-baru ini, industri senjata mencoba untuk membersihkan citra peredam suara tersebut dengan alasan bahwa penggunaan peredam suara adalah terkait masalah kesehatan.
Para pemburu dapat mengalami gangguan pendengaran akibat kebisingan atau noise-induced hearing loss (NIHL) akibat terpapar suara keras berulang-ulang.
Ada beberapa hal yang mungkin mengejutkan bagi anda tentang peredam ini. Mari kita lihat apa saja
1.Tidak Sepenuhnya Menghilangkan Suara
Tembakan keras karena gas superba meningkat dengan cepat dan menghasilkan gelombang kejut saat mereka melepaskan diri dari ruang senjata. Silencer mengandung serangkaian ruang ekspansi yang mendinginkan dan meredakan gas sebelum mereka meninggalkan laras.
Peredam suara sangat mirip dengan knalpot pada mobil dan sebenarnya keduanya diciptakan oleh orang yang sama. Alat ini mengisap suara ke laras pistol tidak “membungkam” ledakan tetapi hanya meredam kebisingan. Itulah sebabnya orang-orang di industri senjata menyebut mereka sebagai supresor bukan peredam suara.
Tingkat desibel dari senapan 12 gauge yang tidak ditekan adalah 160 desibel. Ini lebih keras daripada berdiri di landasan saat sebuah jet lepas landas (150 desibel). Aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja menetapkan 140 desibel sebagai ambang rasa sakit, meski dibutuhkan kurang dari 140 desibel untuk menimbulkan kerusakan pendengaran jangka panjang dengan paparan berulang-ulang.
Menurut sebuah lembar fakta dari SilencerCo, produsen peredam suara yang berbasis di Utah Amerika, sebuah senapan 12-gauge yang dilengkapi dengan peredam mencatat 137 desibel dan sebuah senapan 22mm yang dibungkam peredam hingga 116 desibel, sedikit lebih keras daripada sirene ambulans. Masih nyaring, tetapi tidak sampai menyakiti gendang telinga.
Inilah mengapa, bertentangan dengan kepercayaan populer, peredam jarang digunakan dalam tindak pidana. Satu studi melihat kasus pengadilan federal Amerika antara tahun 1995 dan 2005, dari 153 kasus yang dilaporkan, hanya dua kasus yang melibatkan peredam suara yang digunakan dalam kasus pembunuhan, dan secara keseluruhan, hanya 12 yang terlibat dalam penggunaan peredam dalam tindak pidana.