Jika mengamati secara cermat sebenarnya ada perang urat syaraf antara Rusia dan Ukraina terutama dalam hal produksi dan penjualan kendaraan lapis baja pengangkut personel BTR-4.
Pada 25 Mei 2017, situs online Voennyi informator melaporkan pernyataan Ukroboronprom yang mengadakan tes demonstrasi BTR-4 modern di area pelatihan militer di dekat Kharkiv. Insinyur Biro Perancang Mesin Kharkiv Morozov menunjukkan perbaikan yang dilakukan di dalam kendaraan dan meyakinkan BTR telah menjadi lebih aman bagi kru dan lebih efektif di lapangan.
Sebelum laporan ini muncul, Rusia telah mengarahkan sebuah kampanye yang bertujuan untuk mendiskreditkan BTR-4 Ukraina di pasar persenjataan internasional. Salah satunya dengan memanipulasi informasi mengenai pemenuhan kontrak ekspor BTR ke Irak pada tahun 2011-2013.
Artikel di Voennyi informator berjulul “The North barriers to Ukrainian BTR-4” (Hambatan dari Utara pada BTR-4 Ukraina) mengarah pada sikap Rusia. Artikel ini menarik minat besar pembaca dan membuat marah orang-orang Rusia.
Dengan mempertimbangkan kecaman publik sehubungan dengan masalah ini, layanan pers Ukroboronprom mengeluarkan siaran pers, yang menganalisis metode kerja mesin propaganda Kremlin melawan industri pertahanan Ukraina.
Siaran pers Ukroboronprom muncul pada 20 Mei dan diikuti sebuah publikasi online Rusia, Zerkalo Nedeli yang menerbitkan tulisan kolumnis, yang dikenal dengan nama “Dmitriy Mendeleev”. Dalam sebuah berita pendek berjudul “Out of 88 Ukrainian BTR-4 delivered to Iraq, only 56 cars were able to be cranked up” (Dari 88 BTR-4 Ukraina yang dikirim ke Irak, hanya 56 yang bisa berjalan), siaran pers Ukobronprom menulis ” hanya pembaca yang ceroboh saja yang tidak menyadarinya, bahwa ada masalah verifikasi pada tahun 2014.
Kontrak pengadaan BTR ditandatangani pada 2009 dan dieksekusi 2014. Editor Zerkalo Nedeli, entah mengapa, tidak menuliskannya. Juga tidak disebutkan bahwa pada 2014 kendaraan tempur, yang sudah beroperasi dan ikut ambil bagian dalam operasi tempur melawan kelompok teroris telah teruji.
Dalam siaran persnya Ukroboronprom mencatat bahwa BTR-4 Ukraina telah berulang kali terbukti sukses di medan perang di Irak dan terus berjuang melawan ISIS sampai hari ini. Saat tank utama dihancurkan oleh rudal peluncur antitank, BTR langsung menyerang selama pertempuran melawan teroris tersebut.
Tetapi media massa Rusia mengambil publikasi Zerkalo Nedeli secara besar-besaran dan merilis berita yang sama tentang BTR-4 Ukraina keesokan harinya. Surat kabar propaganda Rusia teratas (TASS, Vesti, Russia Today) “meledakkan” berita yang sama tentang keburukan BTR-4 Ukraina. Setelah itu, berita ini disebarkan oleh media Ukraina pro-Rusia.
Perlu dicatat bahwa selama tiga bulan terakhir, kampanye serupa telah dilakukan dengan prioritas untuk BTR-4, terutama di Indonesia dan Thailand.
Pada gilirannya, sebagai Direktur Spetstehnoeksport P. Barbul mengatakan, di Indonesia, Marinir telah mulai mengoperasikan lima BTR-4M Ukraina yang dikirim oleh SFTE Spectechnoexport pada bulan Januari 2017.
Sementara terkait Thailand, “permainan politik” Rusia masuk dalam dua arah. Bukan hanya untuk mencegah BTR-4E memasuki pasar negara ini, namun juga mencoba mendiskreditkan kontrak pasokan tank Oplots untuk menabur keraguan pembeli lain tentang tank Ukraina.
Meskipun upaya kampanye hitam terus dilakukan Rusia, faktanya menurut Ukroboronprom, Thailand telah melakukan standarisasi berbagai jenis peralatan, termasuk BTR-4E, agar bisa menyediakan berbagai unit tentaranya dengan kendaraan ini. Kini proses negosiasi pembelian BTR-4E oleh Royal Thai Army terus berlanjut. Keputusan kemungkinan akan dilakukan dalam setahun.
Selain itu meski media Rusia menyatakan Thailand menolak kiriman tank Oplot, yang diproduksi di pabrik negara bagian Kharkov, Malyshev Plant. Tetapi perusahaan menyatakan tank tersebut akan dikirim dalam waktu dekat.