Uji Nuklir Korea Utara Bisa Picu Letusan Besar Gunung Api Ini
Puncak Gunung Paektu

Uji Nuklir Korea Utara Bisa Picu Letusan Besar Gunung Api Ini

Sejumlah negara masih terus memantau Korea Utara yang dikhawatirkan akan segera melakukan uji nuklir terbarunya. Ada hal lain yang membuat khawatir. Sejumlah ahli cemas uji nuklir Korea Utara bisa memicu  letusan gunung berapi yang berada di perbatasan Korut dan China. Jika hal ini terjadi maka ribuan orang akan dalam bahaya besar.

Bruce Bennett, analis pertahanan senior di Rand Corporation mengkhawatirkan, ledakan akibat uji coba senjata nuklir Korea Utara bisa  mengirimkan sentakan energi di bawah Bumi yang mengaktifkan  Gunung Paektu (Baekdu) — yang oleh warga China disebut sebagai Changbaishan.

Letak gunung itu berada di perbatasan China dan Korea Utara. “Itu bisa jadi sebuah erupsi besar, yang bisa membunuh setidaknya ribuan — jika tak bisa dikatakan puluhan ribu — orang di perbatasan China-Korut,” kata Bennett seperti dikutip dari CNN, Selasa  2 Mei 2017.

“Kita tidak tahu apakah sebuah ledakan nuklir yang lebih besar akan memicu letusannya. Namun, itu mungkin terjadi,” tambah dia. “Warga China selama bertahun-tahun mengkhawatirkan ambisi Kim Jong-un akan memicu erupsi.”

Sekitar 1,6 juta orang tinggal dalam radius 100 kilometer dari Gunung Paektu, demikian menurut Global Volcanism Program, Smithsonian.cLetak gunung itu hanya 115 hingga 130 kilometer dari Punggye-ri, situs uji nuklir Korut.

Gunung Paektu memiliki arti penting dalam sejarah kuno Korea. Lokasi itu diyakini menjadi tempat lahir Dangun, sang pendiri kerajaan pertama.

Propaganda Korut juga menyebut, Kim Jong-il lahir pada 16 Februari 1942, di kamp rahasia pasukan pemberontak yang dipimpin ayahnya, Kim Il-sung, di dekat Gunung Paektu.

Namun, tak banyak informasi yang didapat dari gunung tersebut dari perspektif ilmiah. Akses menuju ke sana sulit akibat kebijakan isolasi Korut dari dunia.

Meski demikian, aktivitas seismik dari 2002 hingga 2005  yang  diduga disebabkan magma yang naik — memicu upaya untuk melakukan studi di gunung tersebut.

“Relatif sedikit yang kita ketahui tentang sistem magma di dalam Paektu,” kata Dr. Amy Donovan, dosen Geography and Environmental Hazards di King’s College London.

“Kita hanya tahu sedikit tentang ukuran, kondisi atau kedalaman kamar magma di Paektu. Itu berarti kami tak bisa melakukan permodelan terkait itu.”

Kepada CNN, Donovan berpendapat, uji nuklir dengan kekuatan serupa yang dilakukan Korut baru-baru ini, yang diyakini 10 kiloton, tak akan memicu letusan Paektu.  Dibutuhkan kekuatan nuklir 50 hingga 100 kiloton untuk memicu malapetaka tersebut.

Donovan adalah bagian dari tim ilmuwan internasional, termasuk dari Korut, yang melakukan studi terhadap Paektu sejak peningkatan aktivitas seismik sejak tahun 2000-an.

Anggota tim yang lain, Dr. Kayla Iacovino, ahli dari Arizona State University mengatakan, dalam pengertian umum sebuah bom nuklir mungkin bisa memicu erupsi. Namun, kajian ilmiah itu masih dalam tahap awal.

“Volkanologi adalah ilmu yang masih muda. Dan gunung ini (Paektu) sangar istimewa karena sulit diakses dan dipelajari,” kata Iacovino.

Menurut Iacovino, Paektu memang aktif, namun tak ekstrem. Gunung itu meletus pada 1903, demikian menurut Global Volcanism Program. Pada tahun 946 Masehi, erupsi Gunung Paektu melontarkan 96 kubik material ke angkasa

Namun, erupsinya pada tahun 946 Masehi disebut “Millennium Eruption” — yang diyakini sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah.

Baca juga:

Cheyenne Mountain Complex, Gunung Paling Canggih di Dunia