Wilayah udara yang luas di Laut China Selatan membuat tidak mungkin menerapkan ADIZ. Sebagian pejabat menggambarkannya, “semacam kekuatan terpadu Asia Tenggara mega udara fantastis.”
Kebijakan Luar Negeri China yang membahas gagasan ADIZ di Laut China Selatan tahun lalu juga menilai penerapan ADIZ sebagai ha tidak mungkin diterapkan dengan sejumlah alasan:
Beijing tidak memiliki kontrol yang sebenarnya di atas Pulau Diaoyu [sebutan China untuk Kepulauan Senkaku] dam tidak mengontrol beberapa fitur maritim. Jadi Beijing tidak perlu mendirikan ADIZ untuk membuat titik tentang kedaulatan atas pulau-pulau dan karang yang sudah dikontrol.
Dan ada sedikit kebutuhan untuk tekanan lebih lanjut atau mengintimidasi negara penuntut seperti Vietnam dan Filipina, karena negara-negara ini memiliki sedikit kemampuan untuk merebut kendali dari pulau dan terumbu karang dari Beijing.
Jika China mengumumkan ADIZ lain, motifnya akan lebih politik yakni menampilkan kekuatannya atau menguji respons Amerika.
Pejabat China secara rutin menuduh AS menjadi agresor di laut Asia. Namun, Amerika hanya mempertahankan status quo dan perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1950. China berusaha untuk mengubah status quo dengan mengklaim pulau-pulau yang juga diklaim oleh negara-negara lain dan membangunnya untuk digunakan sendiri.
Tanpa mendirikan ADIZ, China masih dalam posisi baik, bahkan cukup berbicara tentang ADIZ menunjukkan kekuatannya di wilayah tersebut. Ketika negara-negara lain tidak siap untuk menggunakan kekuatan, retorika adalah alat yang ampuh, dan China akan terus menggunakannya secara efektif.
