PERANG HIPERSONIK
Pada 2008 ada rumor bahwa China telah membalikkan rekayasa teknologi rudal Pershing AS yang dicuri pada 1970. Rudal seberat 7,5 ton milik US Army ini memiliki jangkauan 1.800 kilometer dan bisa menempatkan hulu ledak nuklirnya dengan tingkat akurasi 30 meter dari titik tujuannya. Hal ini dimungkinkan karena hulu ledak bermanuver dan memiliki sistem bimbingan dengan menggunakan radar.
Akurasi semacam in i membuat Rusia sangat tidak nyaman karena itu berarti banyak bunker komando mereka tiba-tiba sangat rentan. Rusia akhirnya setuju untuk banyak menawarkan perlucutan senjata nuklir dan rudal hingga sukses membuat Pershing dinonaktifkan pada 1980-an.
Sampai 2013 tidak ada bukti bahwa sistem DF-21d telah diuji dengan menggunakan hulu ledak bermanuver. Hingga kemudian foto satelit menunjukkan garis putih sepanjang 200 meter di Gurun Gobi (di China Barat) dengan dua kawah besar di dalamnya yang diduga menjadi “target” untuk menguji DF-21d, dan dua dari hulu ledak sepertinya telah mencapai target.
Kapal induk Amerika memiliki panjang lebih dari 300 meter, meskipun kapal induk yang lebih kecil (seperti kapal amfibi dengan deck helikopter) memiliki panjang sekitar 200 meter. Ternyata China berencana menggunakan DF-21d untuk menembak kapal perang kecil, atau mungkin mereka hanya ingin melihat secara persis bagaimana tingkat akurasi rudal. Kemudian pada tahun 2014 versi lebih bermanuver muncul dalam bentuk kendaraan hipersonik DF-ZF.
Rusia dan Amerika Serikat juga telah mengembangkan teknologi ini. Teknologi ini dikembangkan pertama oleh Jerman saat Perang Dunia II. AS dan Rusia keduanya menyelidiki konsep ini pada Perang Dingin tetapi tidak pernah digunakan.
Pada 1990-an Amerika Serikat mengusulkan untuk menghidupkan program kendaraan hipersonik untuk sistem Global Strike Prompt mereka. Ini akan menempatkan hulu ledak di kendaraan hipersonik, menggunakan bahan peledak ledak tinggi dan non-nuklir. Beberapa kali Amerika Serikat berhasil menguji kendaraan hipersonik. Tetapi pada tahun 2011 karena pengurangan anggaran proyek ini dihentikan dan didorong kembali pada 2014 tetapi uji kendaraan hipersonik gagal. Sementara itu Rusia telah kembali membangun kendaraan hipersonik di 2013 tapi masalah keuangan membuat kemajuan tidak banyak dicapai.
AS Navy harus mengambil tren ini secara serius, meskipun tidak ada bukti, namun, bahwa sistem tersebut telah diuji di laut terhadap kapal besar, atau target kecil bergerak dari titik yang jauh. Rudal China telah ada pada satu titik untuk mampu menghancurkan kapal induk dan pangkalan AS di Guam.