SEJARAH PERANG ELEKTRONIK AMERIKA

Sejarah kemampuan perang elektronik di Angkatan Udara Amerika telah melalui sejarah panjang. Maret 1965 adalah awal dari Operasi Rolling Thunder, kampanye udara di Vietnam. Vietnam enjadi tempat yang ideal untuk aplikasi kekuatan udara. Hanoi hanya mengoperasikan pesawat tempur tua MiG-17 selama kurang lebih satu tahun. Mereka juga memiliki sekitar 50 radar pertahanan udara, tetapi didukung oleh senjata artileri anti-pesawat kuno yang tiak mampu mencapai jet terbang tinggi. Implikasi yang jelas adalah bahwa jet cepat Amerika dapat digunakan untuk menerapkan kekuatan militer yang efektif dengan risiko yang relatif rendah.
Situasi berubah pada 24 Juli 1965, ketika sebuah sistem rudal permukaan ke uara SA-2 Guideline Soviet merobek sebuah F-4C Angkatan Udara Amerika di 40 mil barat dari Hanoi. Hari berikutnya, sistem ini terpantau oleh drone pengintai yang terbang pada ketinggian 59.000 kaki.
Vietnam telah membawa ke dalam layanan sistem pertahanan udara yang jet tempur Amerika Serikat tidak memiliki pertahanan untuk melawannya. Dan ini karena kesalahan Amerika karena meremehkan sistem pertahanan tersebut.
SA-2 sebenarnya telah diterjunkan oleh Uni Soviet pada tahun 1957, dan pada tahun 1960, Guideline menembak jatuh U-2 dan pada tahun 1962, baterai Soviet yang diletakkan di Kuba telah juga menembak jatuh U-2 lebih dari satu kesempatan. Namun demikian, Angkatan Udara ternyata tetap belum siap ketika menemukan SA-2 di Vietnam.
Meski akhirnya respons yang muncul sangat terkenal. Angkatan Udara menarik petugas peperangan elektronik atau electronic warfare officers (EWO) dari Komando Udara Strategis dan dipasangkan denga dengan pilot pesawat tempur berpengalaman. Pesawat dua kursi F-100F secara khusus dimodifikasi untuk deteksi radar, dirakit dalam waktu kurang dari 90 hari. Pada tanggal 22 Desember 1965, Kapten Alan Lamb dan Jack Donovan menjadi tim pertama yang mampu membunuh SA-2.

Mereka melesat di ketinggian rendah untuk mengambil radar dari udara dengan empat senjata 20mm. Ditambahkan radar-jamming EB-66C, Angkatan Udara mulai saat itu memiliki kemampuan perang elektronik ofensif. Kemampuan Wild Weasel kemudian bermigrasi ke F-105F, F-105G, beberapa F-4C, dan akhirnya F-4G Wild Weasel. EB-66C digantikan oleh EF-111A Raven. Pada tahun 1982, Angkatan Udara menerima pengiriman pertama EC-130H Compass Call, jammer komunikasi yang didedikasikan dan dirancang untuk mengganggu link radio pertahanan udara Soviet. Electronic Combat Triad atau EC Triad Amerika benar-benar telah lengkap.
Dirancang untuk membongkar jaringan pertahanan udara Soviet, EC Triad didukung oleh struktur pelatihan dan pendidikan yang kuat. F-4G dan EF-111A diterbangkan oleh pilot dan electronic warfare officers (EWO). Di dalam F-4G, dikendalikan dari kru lulusan sekolah Wild Weasel, program khusus yang hanya diberikan untuk pilot yang berpengalaman (meskipun ada juga program “baby EWO”). Dan program ini menunjukkan keberhasilan dlam Deset Strom atau setelah 25 tahun program dijalankan.