Operasi Angkatan Udara Indonesia Perlu Perbaikan

Operasi Angkatan Udara Indonesia Perlu Perbaikan

Latihan parang Sikatan Daya 2016 yang diadakan baru-baru oleh Komando Operasi Angkatan Udara II (Koopsau II) di Kalimantan menyimpulkan bahwa operasi Angkatan Udara Indonesia membutuhkan perbaikan.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna menyerukan operasi udara bersama yang lebih baik setelah menyaksikan latihan perang ini di Dwi Harmono Maluka Baulin di distrik Kurau, Tanah Laut, Banjar Baru, Kalimantan Selatan.

Latihan perang Sikatan Daya 2016 latihan diselenggarakan dari 25 Mei sampai 2 Juni 2016. “Evaluasi hari ini menunjukkan bahwa operasi udara tidak maksimal dilakukan. Ketika [jet tempur] Sukhoi menyerang target, misalnya, serangan dan waktu tidak cukup cepat, “kata Agus.

Dia mengatakan operasi udara baru-baru ini akan dievaluasi dan hasilnya akan digunakan sebagai masukan untuk latihan Angkasa Yudha Angkatan Udara pada bulan September tahun ini.

Komandan Koopsau II Marsekal Dody Trisunu mengatakan latihan Sikatan Daya memang diadakan untuk menguji kemampuan personel, termasuk penguasaan doktrin, teknik dan taktik serta kesiapan mereka untuk operasi udara sebagai tugas utama mereka.

Dody mengatakan Koopsau II memiliki sejumlah pesawat dan peralatan utama untuk pertahanan udara, terutama mengingat wilayah yang luas itu mengawasi, termasuk daerah perbatasan. “Namun kami akan terus menjaga wilayah kedaulatan kami dari udara,” kata Dody sebagaimana dikutip The Jakarta Post Kamis 9 Juni 2016.

Latihan perang melihat penyebaran sejumlah jet tempur seperti Sukhoi, F-16 dan Supertucano. Selama latihan, para jet tempur menembaki sasaran menggunakan bom, roket dan senjata.

Selama latihan, simulasi menerbangkan korban dilakukan oleh tim SAR menggunakan helikopter juga dilakukan. Latihan ini melibatkan 730 personil dan 33 pesawat, termasuk 24 jet tempur, sembilan pesawat pengintai dan angkut serta helikopter.