Revolusi Rudal Hipersonik Rusia Bikin Galau Amerika

Revolusi Rudal Hipersonik Rusia Bikin Galau Amerika

Pengembangan senjata hipersonik Rusia adalah salah satu hal yang membuat para pejabat pertahanan AS merasa sangat tidak nyaman.

Menurut situs berita Amerika Washington Free Beacon para pejabat pertahanan AS khawatir Rusia terus mengembangkan senjata hipersonik sementara AS tertinggal di belakang. Pernyataan itu muncul setelah sebuah sumber mengatakan bahwa Pasukan Rudal Strategis Rusia telah melakukan tes peluncuran rudal balistik (ICBM) intercontinental melibatkan kendaraan meluncur hipersonik dengan sukses

Tes peluncuran dilakukan awal pekan ini dengan menggunakan rudal RS-18A (penyebutan NATO SS-19 Stiletto) dari daerah penyebaran rudal di Orenburg di timur negara itu.

“Rusia melakukan uji terbang dari kendaraan meluncur hipersonik revolusioner yang akan mengirimkan hulu ledak nuklir atau konvensional untuk melalui pertahanan rudal canggih,” tulis Washington Free Beacon mengutip pejabat militer AS.

Rusia, Cina dan Amerika Serikat mengembangkan rudal hipersonik, termasuk glider dan kendaraan bertenaga jet jet yang mampu melakukan perjalanan pada kecepatan yang ekstrem. China telah berhasil dilakukan enam tes glider hipersonik DF-ZF, tes rudal hipersonik Angkatan Darat AS meledak tak lama setelah diluncurkan pada bulan Agustus 2014.

“Rudal hipersonik sedang dikembangkan untuk mengalahkan pertahanan rudal yang semakin canggih. Senjata yang dirancang untuk digunakan dalam serangan cepat jarak jauh,” tulis situs tersebut.

Mengutip Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitri Rogozin Free Beacon mengatakan bahwa senjata hipersonik sangat penting dan siapa pun yang pertama mencapai kemampuan ini akan membatalkan prinsip-prinsip bagaimana perang dilancarkan.

Washington Free Beacon juga menyebut anggota kongres dari Partai Republik Mike Rogers sekaligus  Ketua Sub-komite Angkatan Strategis menyuarakan keprihatinan tentang masalah ini.

“Saya kira akan bermasalah jika Rusia dan China terus melebihi AS dalam pengembangan kemampuan serangan global cepat,” katanya.

Mantan pembuat kebijakan terkait pasukan strategis Pentagon Mark Schneider juga mengatakan bahwa program senjata hipersonik AS lebih buruk dibandingkan Rusia dalam hal skala dan karakteristik teknologi.

Dia juga mengutip media pemerintah Rusia yang mengatakan bahwa rudal jelajah hipersonik yang sedang dikembangkan Rusia juga untuk kapal angkatan laut Rusia, seperti generasi kapal selam Husky  yang belum dibangun.

Rudal hipersonik anti-kapal Rusia Tsirkon akan masuk layanan sudah tahun 2018, Rogers mengatakan, menambahkan bahwa bomber siluman Rusia PAK DA juga akan dipersenjatai dengan rudal hipersonik yang diluncurkan dari udara.

Menurut Washington Free Beacon, kecepatan hipersonik berkisar antara Mach 5 dan Mach 10, atau 3.836 mil per jam untuk 7.673 mil per jam, sesuatu yang pasti akan menimbulkan tantangan serius bagi produsen senjata.