3 Varian Flanker dan Teka-Teki T-50 (Bagian II)

3 Varian Flanker dan Teka-Teki T-50 (Bagian II)

Su-35 mampu mendeteksi J-31 saat terbang di pameran kedirgantaraan China November 2014
Su-35 mampu mendeteksi J-31 saat terbang di pameran kedirgantaraan China November 2014

Su-35S

Su-35S berbeda dari keluarga Su-30 karena merupakan single seater. Sementara garis keturunan konseptual tetap kembali ke Su-27. Su-35 mulai pembangunan di awal 2000-an. Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja dan kemampuan tempur, Su-35 yang dibangun KnAAPO menambahkan bentuk pesawat baru, avionik , dan powerplant. Termasuk mesin AL-41F1S dengan daya dorong vectoring, lanjutan fly-by-wire system, dan suite optronic baru. Karena perbaikan aerodinamis pesawat ini mampu mencapai kemampuan super manuver.

Rusia masih belum memperkenalkan active electronically scanned array radar. Mungkin teknologi ini baru akan muncul pada T-50 siap. Su-35S memiliki hal terbaik b. Inti dari avionik suite yang N135 Irbis, tindak-on untuk radar Bars memanfaatkan teknologi elektronik pasif yang sama.

Seperti Su-30M2 dan Su-30SM, Su-35S juga awalnya dimaksudkan sebagai jet tempur yang diekspor, dengan membuat versi Su-35BM. Media telah menghubungkan Su-35 dengan penjualan prospektif ke China, meskipun pada kenyataannya tidak ada bukti meski China mengaku ingin memiliki pesawat jenis ini.

Sebaliknya, Moskow melangkah masuk dan memerintahkan versi Su-35S untuk angkatan udara sendiri. Pada tahun 2009 Kremlin telah menerima 22 pesawat pada Februari, 12 di antaranya adalah dengan pertama satuan garis depan di Dzemgi. Pengiriman batch pertama dari 48 pesawat tempur Su-35S kemungkinan akan berakhir pada 2015 mendatang.

Kembali ke pertanyaan kenapa Rusia harus terus membeli pesawat ini sementara ada T-50 yang sedang dibangun? (bersambung)

Baca juga:

http://www.jejaktapak.com/2015/11/30/1-su-27-atau-mig-29-bisa-kalahkan-3-f-35/