America Gripen: Solusi Untuk Mimpi Buruk F-35
Saab Gripen C/D

America Gripen: Solusi Untuk Mimpi Buruk F-35

Siluman Telah Berlalu

Angkatan Udara AS telah menyembah altar siluman selama lebih dari tiga dekade, sejak F-117 mulai beroperasi pada tahun 1983. Pesawat ini itu dianggap suatu hal yang indah ketika dikerahkan ke Korea Selatan secara rahasia, hanya terbang di malam hari.

F-117 membuktikan kinerjanya ketika dikirim ke Desert Storm di tahun 1991. Tapi hal telah berubah pada akhir dekade yang sama. Dalam Operasi Angkatan Sekutu melawan Serbia pada tahun 1999, satu F-117 ditembak jatuh oleh SAM dan satu lagi dibunuh oleh baterai yang sama. Siluman F-117 memiliki tingkat risiko ditembak lebih tinggi dibandingkan F-16. Hanya bisa beroperasi ketika dilindungi oleh pesawat lain.

F-117
F-117

Doktrin operasional F-22 didasarkan pada F-22 terbang di sekitar wilayah musuh tenpa terdeteksi radar dan tidak membuat emisi elektronik lainnya. Pada saat yang sama pesawat ini mampu melacak debu emisi elektronik pesawat musuh, posisi triangulasi mereka dan kemudian menerkamnya. Dunia telah bergeser dari itu.

Stealth, seperti yang dilakukan oleh F-22 dan F-35, dioptimalkan pada radar X band 7,0-11,2 gigahertz. Sementadar deteksi spektrum elektromagnetik telah berkembang banyak selama dua puluh tahun terakhir.  Puncaknya adalah sistem infrared search and track (IRST) yang memungkinkan F-35 untuk terdeteksi knalpot mesinnya dari jarak lebih dari 60 mil jauhnya.

Sementara iterasi terbaru dari keluarga Su-27 Flanker, Su-35, memiliki IRST dan radar L Band pada sayapnya. L band dan radar yang lebih rendah frekuensinya bisa melihat pesawat tersembunyi lebih dari 100 mil jauhnya. Jadi sebuah Su-35 dapat melihat F-35 sebelum F-35 bisa mendeteksi mereka. Stealth, sebagai tujuan itu sendiri, telah hidup lebih lama dari kegunaannya, dan mempertahankan lapisan RAM telah membunuh anggaran tanpa alasan.

Next: Mengulang Awal Perang Dunia II