2015, Angkatan Laut India Gemilang, Udara dan Darat Suram

2015, Angkatan Laut India Gemilang, Udara dan Darat Suram

Dari apa yang terlihat itu jelas bahwa fokus pemerintah India memang terletak pada Angkatan Laut. Hal ini wajar mengingat China juga semakin agresif di Samudera Hindia dan masalah Laut China Selatan bersama ambisinya untuk membangun kekuatan laut biru.

Tetapi India tidak boleh lupa bahwa memiliki perbatasan udara dan darat dengan China . Kemampuan di dua sektor ini juga tidak boleh diremehkan. Pengimbangan kekuatan agresi China di perairan biru perlu tapi lebih dari itu mengamankan darat dan udara juga penting. Penerbangan Angkatan Darat masih mengandalkan helikopter tua Chetak dan Cheetal untuk penerbangan ketinggian tinggi. Kamov Ka 226T adalah pilihan yang baik untuk penggantian tapi juga tertunda. Selain itu, India harus menemukan penggantian senapan serbu INSAS dengan yang jauh lebih baik dan pengadaan rompi anti peluru dengan cepat.

Perang modern adalah perang dominasi udara dengan serangan angkatan udara akan menjadi yang pertama dilakukan. Oleh karena itu, fokus utama India harus meningkatkan kemampuan serangan angkatan udara yang saat ini mengalami kemerosotan setelah pensiunnya MiG dan masalah perawatan SU30 MKI yang pada hanya memiliki ketersediaan di bawah 55% dari total SU 30MKI.
Memang ada akuisisi pesawat terbaru seperti C-17 Globemaster III dan Lockheed C-130 Hercules tetapi ini lebih pada sudut pandang logistik.

Jika kesepakatan Rafale akan diselesaikan pada Januari 2016 IAF akan mendapatkan Rafale pertama sebelum akhir 2018 dan saat itu skudaron semakin berkurang. Pesawat generasi kelima China J-20 bahkan dikabarkan sudah masuk produksi pada Desember 2015 dan pada 2018 J-31 akan menyusl. Tetapi India masih berkutat dengan berbagai masalah dalam pengembangan jet tempur kelas ini.

India tidak memiliki program pembangunan jet tempur siluman sendiri dan masih sangat tergantung pada Rusia. IAF hampir dipastikan tidak akan memiliki pesawat generasi kelima sebelum tahun 2025. Tejas jelas tidak akan menjadi game changer dengan kemampuan radius tempur yang hanya 500 KM. JF-17 yang dibangun Pakistan dan China jelas akan lebih baik dibanding Tejas.

Saat ini India memiliki sejumlah tawaran yang baik dari Saab Gripen untuk pengembangan pesawat tempur generasi ke-5 dan transfer teknologi. Seiring dengan itu India sepertinya harus membeli Su-35  serta memperbaiki masalah perawatan Su-30 agar lebih banyak yang bisa siap beroperasi. Jika tidak, India akan semakin tertinggal dengan China.

Sumber: defencenews.in

Baca Juga: 

Inilah Perbandingan Kekuatan Kapal Selam China-India