
China mengkritik peningkatan hubungan pertahanan AS dengan Singapura, yang akan meliputi peningkatan penerbangan pengawasan Amerika di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan.
pada Senin 7 Desember 2015 Menteri Pertahanan AS Ash Carter dan Menteri Pertahanan Singapura rekan Ng Eng Hen menandatangani kesepakatan peningkatan kerja sama pertahanan dengan akan menerbangkan pesawat mata-mata Angkatan Laut AS P-8 Poseidon dari dan ke Singapura.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan kehadiran militer AS yang lebih kuat akan merusak suasana yang telah dibangun. Hal ini tidak sesuai dengan kepentingan umum dan jangka panjang antara negara-negara regional.
“Jadi kami melihat hal ini tidak akan lebih untuk meningkatkan rasa saling percaya di antara negara-negara regional, dan dengan demikian tidak akan menguntungkan perdamaian dan pembangunan daerah,” katanya sebagaimana dikutip Ria Novosti Rabu 9 Desember 2015.
China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan. Sementara sejumlah negara lain seperti Singapura, Malaysia, Taiwan dan Filipina juga melakukan klaim tumpang tindih.
Sebelum perjanjian dengan Singapura, Amerika Serikat sudah meluncurkan misi pengintaian militer dari lapangan udara Jepang dan Filipina, sambil terus patroli militer di perairan yang disengketakan.
Demikian pula, Singapura telah lama memberikan dukungan logistik untuk kapal-kapal dan pesawat militer AS. Saat ini perjanjian baru membuka jalan bagi Washington untuk meningkatkan pengawasan di wilayah ini.