Pesawat Mata-Mata AS akan Terbang dari Singapura
P-8 Poseidon / US Navy

Pesawat Mata-Mata AS akan Terbang dari Singapura

 P-8 Poseidon
P-8 Poseidon

Sebagai bagian dari dorongan agresif untuk menantang klaim teritorial China, AS segera akan memperluas penerbangan pengintaian di Laut China Selatan.

Meskipun tidak memiliki klaim teritorial ke Selat Malaka, Washington telah ikut sengit meributkan pembangunan pulau buatan di Laut CHina Selatan oleh Beijing. Untuk memantau perkembangan situasi di kawasan tersebut Pentagon dikabarkan telah menerbangkan pesawat mata-mata P-8 Poseidon mereka dari Filipina dan Jepang.

Menurut pejabat Pentagon untuk kebijakan luar negeri yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan penerbangan akan diperluas dengan menggunakan negara ketiga yakni Singapura. Telah ada kesepakatan antara menteri pertahanan Singapura, Ng Eng Hen dan Menteri Pertahanan AS Ashton Carter yang ditandatangi pada hari Senin 7 Desember 2015.

“Mereka menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan yang akan meletakkan kerangka kerja untuk kerjasama yang lebih erat di sejumlah daerah, termasuk bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana, melawan pembajakan dan terorisme transnasional, dan cyberdefense,” kata seorang pejabat sebagaimana dikutip majalah Foreign Policy.

Pesawat P-8 dilengkapi dengan sensor radar, dan juga kemampuan peperangan anti-kapal selam, peperangan anti-permukaan, dan sinyal elektronik intelijen.

Beijing telah meletakkan klaim pada sebagian besar Laut China Selatan di mana negara lain seperti Malaysia, Taiwan, Filipina, dan Singapura, juga memiliki klaim tumpang tindih.

Kesepakatan Singapura merupakan tanda terbaru dari sikap agresif Washington di wilayah tersebut. Dalam upaya untuk mengekang pengaruh pertumbungan China, AS telah menekan sekutu regional untuk memprotes proyek reklamasi pulau, dan mengadakan sejumlah latihan militer bersama di Laut China Selatan.

Pada bulan Oktober, Pentagon mulai melakukan patroli dalam jarak 12 mil dari pulau buatan China.