Dulu Dijajah, Kini Filipina Buka Pintu untuk Militer Jepang

Dulu Dijajah, Kini Filipina Buka Pintu untuk Militer Jepang

 

Kapal Angkatan Laut Jepang
Kapal Angkatan Laut Jepang

Setelah membandingkan China dengan Nazi Jerman awal pekan ini, Presiden Filipina kini mencari aliansi militer dengan Jepang, negara yang menjajah bangsanya 70 tahun yang lalu.

“Jika seseorang menghentikan Hitler maka akan menghindarkan kita dari  Perang Dunia II,” kata Presiden Filipina Benigno Aquino pada hari Rabu selama tur empat harinya Jepang. Hipotesis dimaksudkan untuk menarik perbandingan untuk penyebaran Nazi Jerman melalui Eropa untuk proyek reklamasi pulau di Laut Cina Selatan.

Pada tahun 1941, pasukan Imperial Jepang menginvasi Filipina hanya beberapa jam setelah serangan terhadap Pearl Harbor. Pendudukan berlangsung selama tiga tahun, selama waktu itu sejumlah kejahatan perang didokumentasikan. Banyak kekejaman yang dilakukan oleh militer Jepang di seluruh wilayah yang diduduki, mengakibatkan kematian antara 100.000 dan 500.000 warga sipil.

Namun pada Jumat 5 Juni 2015, Aquino sebagaimana dilansir Ria Novosti menunjukkan keinginan untuk memulai negosiasi yang akan memungkinkan kerja sama militer antara kedua negara.

Dengan adanya perjanjian kerjasama kunjungan pasukan, akan memungkinkan untuk pengisian bahan bakar dan dukungan logistik pasukan Jepang di kawasan itu. Ini akan sejalan dengan perjanjian serupa antara Filipina, Amerika Serikat, dan Australia.

Meski perjanjian soal pasukan belum selesai, Manila dan Tokyo menandatangani perjanjian kemitraan pada Kamis, yang akan meningkatkan kerja sama militer dan penjualan senjata. Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Jepang akan memberikan 10 kapal patroli untuk penjaga pantai Filipina dan membantu dalam meningkatkan pengawasan dan teknologi pertahanan negara.

Peningkatan kerjasama antara sekutu Pacific dimaksudkan untuk mengatasi pengaruh pertumbuhan China di wilayah tersebut. Di bawah tekanan dari Washington, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bekerja untuk memperluas yurisdiksi militernya. Sementara konstitusi Jepang saat ini membatasi untuk bisa bertindak hanya dalam wilayah sendiri, Abe telah berupaya mengusulkan undang-undang baru yang akan memungkinkan Tokyo untuk membela sekutu asing. Itu berarti bahwa Jepang bisa segera memantau Laut Cina Selatan, dan menggunakan Filipina sebagai basis operasi.

Jepang saat ini memang jauh berbeda dari Jepang Perang Dunia II. Negara ini telah berubah secara eksponensial dalam 70 tahun terakhir.