Angkatan Udara AS telah memilih Northrop Grumman untuk membangun Long Range Strike Bomber (LRS-B), tetapi layanan ini hanya berencana untuk membeli 100 pesawat dengan karakter siluman tersebur. Dengan hanya 100 pesawat, berarti Angkatan Udara tidak akan dapat menggantikan armada seluruh bomber yang terdiri dari 62 selamat Rockwell International B-1B Lancers, 76 Boeing B-52 dan 20 Northrop Grumman B-2 Spirit.
Pada tahun-tahun sebelumnya, mantan komandan Air Force intelligence -sekarang dekan the Air Force Association’s Mitchell Institute- Letnan Jenderal Dave Deptula berpendapat Angkatan Udara selayaknya membeli minimal 155 LRS-B. Dengan jumlah itu USAF bisa membentuk 10 skuadron dengan masing-masing skuadron memiliki 12 pembom.
Tapi angka itu juga belum ideal. Jumlah yang paling ideal adalah membeli 175 pembom LRS-B. Menurut Deptula sebagaimana dikutip Dave Majumdar, editor pertahanan National Interest dalam tulisannya Kamis 29 Oktober 2015 dengan 175 armada, 120 di antarnya akan dalam status siap tempur. Sekitar 55 unit diperlukan untuk latihan, cadangan dan pengujian.
Angkatan Udara harus membayar US$21,4 miliar untuk mengembangkan jet pada tahun 2010 dan kemudian membayar US$564 juta per pesawat untuk produksi pembom perkiraan biaya yang sebenarnya cukup rendah. Bahkan, Angkatan Udara mengatakan dana itu dapat lebih banyak dari yang diperkirakan.
Belum lagi dua biaya independen yang diperkirakan akan dimasukkan untuk program tersebut. “Jika kita disiplin dan menjaga persyaratan program secara stabil, kami yakin kami bisa mendapatkan anggaran yang lebih banyak untuk masa depan,” kata Kepala Akuisisi Angkatan Udara William LaPlante kepada wartawan pada 27 Oktober.
Dia juga mengatakan pembom dirancang dengan arsitektur terbuka yang memungkinkan pesawat untuk dilakukan upgrade secara luas di masa mendatang. LRS-B, dengan kata lain, adalah relatif murah dan layanan bisa mencapai skala ekonomi yang lebih dengan membeli jumlah yang lebih besar.
