Dana Tak Turun, Program KF-X Korea-Indonesia Terancam Tersendat

Dana Tak Turun, Program KF-X Korea-Indonesia Terancam Tersendat

Rancangan desain KF-X
Rancangan desain KF-X

SEOUL: Program pembangunan jet tempur KF-X antara Korea Selatan dan Indonesia terncam akan tersendat setelah parlemen Korea Selatan menolak mendanai pengembangan skala penuh dari KF-X pada tahun 2015.

Hal tersebut dilaporkan Aviation Week terkait keinginan Boeing untuk masuk ke program tersebut sebagai alternative lain pembangunan KF-X. Dalam laporan Aviation Week 11 Desember 2014 disebutkan  Boeing menegaskan tetap tertarik dengan program pesawat tempur KF-X yang dibangun Korea Selatan dan Indonesia. Tetapi perusahaan ini menolak mengatakan secara langsung apakah mereka sedang mempertimbangkan pembangunan berbasis pada Advanced Super Hornet, seperti dilansir Aviation Week.

“Boeing berharap untuk memahami rencana Republik Korea mengenai bagaimana dan kapan mereka berniat untuk melaksanakan program,” kata juru bicara perusahaan. “Jika kami memutuskan untuk berpartisipasi secara resmi, kami akan mempertimbangkan seluruh portofolio kami kemampuan pemogokan tempur.”

Meskipun Korea Selatan telah berencana untuk mengembangkan pesawat tempur dalam negeri dengan bantuan dari Lockheed Martin, dengan Korea Aerospace Industries kemungkinan sebagai kontraktor utama, pejabat industri mengatakan kepada Aviation Week bahwa Korean Airlines bekerja sama dengan Boeing untuk menawarkan alternatif.

Tawaran Boeing adalah Advanced Super Hornet, mengatakan para pejabat industri lainnya. Penawaran lain perusahaan dibayangkan adalah F-15, yang sebagian dibangun di Korea Selatan, tetapi jauh dari tingkat teknis pesawat baru daripada Super Hornet dan ditolak dalam Tahap FX 3 kompetisi tahun lalu.

Pendekatan antara dengan Korean Airlines dan Boeing bertepatan dengan penolakan parlemen Korea Selatan bulan ini untuk mendanai pengembangan skala penuh dari KF-X pada tahun 2015. Keuntungan yang jelas mengganggu program. Dengan mengembangkan   Boeing F / A-18E / F Super Hornet dana bisa lebih dihemat.

Kelemahannya adalah bahwa industri Korea Selatan tidak bisa belajar sebanyak itu jika ia mencoba untuk mengembangkan pesawat tempur dari awal. Setelah Korea Selatan memutuskan untuk membeli F-35 Lockheed Martin diharapkan untuk bisa mendukung pembangunan KF-X. (REY)

Sumber: Aviation Week