
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menegaskan Rusia telah meluncurkan pergerakan militer yang sangat serius di berbatasan negara tersebut dengan Ukraina. Pasukan ditempatkan dengan peralatan canggih termasuk sistem pertahanan udara.”Pasukan, artileri dan senjata pertahanan udara yang sangat moderen telah ditempatkan di perbatasn Rusia-Ukraina,” kata Sekjen Jens Stoltenberg ia tiba untuk pertemuan dengan menteri pertahanan Uni Eropa Selasa 17 November 2014.
“Ini adalah peningkatan yang sangat serius,” kata Stoltenberg yang mendesak Rusia untuk menghormati gencatan senjata antara Ukraina dan pemberontak Septemberlalu serta rencana perdamaian yang ditandatangani oleh Kiev dan pemberontak pro-Kremlin.
“Rusia memiliki pilihan. Rusia dapat menjadi bagian dari perdamaian yang solusinya dinegosiasikan atau Rusia dapat melanjutkan jalan isolasi,” kata Stoltenberg.
“Masyarakat internasional menyerukan Rusia untuk menjadi bagian dari solusi. Tapi untuk saat ini, kita melihat bahwa Rusia masih mendestabilisasi Ukraina. Kami melihat gerakan pasukan, tank, artileri, sistem pertahanan udara yang melanggar gencatan senjata,” kata mantan perdana menteri Norwegia tersebut.
Sistem pertahanan udara adalah mendapat perhatian khusus setelah penembakan jatuh atas Penerbangan MH17 Malaysia Airlines di atas Ukraina bagian timur pada Juli, yang pemerintah Barat menuduh dilakukan oleh pemberontak pro-Kremlin.
Stoltenberg menjabat Sekjen NATO sejak Oktober 2014 lalu dan langsung mengahapi krisis Ukraina. NATO telah mengerahkan pesawat dan personel secara rotasi melalui negara anggota timur untuk melakukan pengawasan udara di kawasan Baltik. Putin menegaskan Rusia tidak memiliki kehadiran di Ukraina timur di mana para pemberontak tampaknya mengkonsolidasikan wilayah itu di bawah kendali mereka.
Sumber: Reuters