Sudan Selatan Akui Akuisi Rudal Antipesawat,  AS Peringatkan Warganya

Sudan Selatan Akui Akuisi Rudal Antipesawat,  AS Peringatkan Warganya

Menanggapi kabar akuisi senjata ini kedutaan Amerika Serikat (AS) di Sudan Selatan pada tanggal 31 Desember 2015, mengeluarkan pernyataan peringatan pencegahan keamanan warganya di Sudan Selatan atau bagi yang ingin melakukan perjalanan Sudan Selatan termasuk yang ingin menggunakan pesawat sebagai sarana transportasi untuk  sangat berhati-hati dengan keputusan mereka.

“AS menginformasikan kepada warga AS tentang risiko penerbangan sipil yang beroperasi di Sudan Selatan karena konflik bersenjata yang sedang berlangsung antara pemerintah dan oposisi dan kelompok-kelompok yang bersekutu,” kata kedubes AS dalam pernyataan yang diterbitkan di web kedutaan.

“Pemerintah Sudan Selatan saat ini terlibat dalam konflik bersenjata dengan pasukan oposisi yang dipimpin oleh mantan wakil presiden Riek Machar, yang telah menyebabkan lebih dari dua juta orang mengungsi. Meskipun konflik terutama terkonsentrasi di Unity, Jonglei, dan negara-negara Upper Nile, daerah lain di negeri ini telah mengalami pertempuran secara periodik. Ketidakstabilan terjadi di seluruh negeri karena serangan balasan, pertempuran antarkelompok dan ketidakpastian ekonomi, “kata itu.

Insiden penembakan pesawat di Sudan Selatan pernah terjadi pada masa lalu. Pasukan pemerintah pada tahun 2012 menembak jatuh sebuah helikopter milik PBB di Pibor Sudan Selatan, menewaskan semua penumpangnya termasuk kapten Rusia dan kru. Pemerintah mengakui menembak helikopter dengan Rocket Propelled Grenade (RPG), dengan alasan bahwa pesawat itu diduga menuju ke daerah yang dikendalikan pemberontak David Yauyau.

Helikopter lain milik UNMISS juga ditembak jatuh pada 2014 di negara bagian Unity, tapi tidak ada yang mengaku bertanggung jawab.

Baca Juga:

15 Zona Perang Terburuk di Dunia Saat Ini