Pesawat antariksa Cassini milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan mengakhiri misi 13 tahun ke Saturnus pada pertengahan September dengan mentransmisikan data sampai sebelum terjun ke atmosfer planet tersebut.
NASA menyatakan Cassini, pesawat antariksa pertama yang melintasi planet Saturnus, akan terjun sekitar 22 kali untuk terakhir kalinya di antara cincin dan permukaan planet pada 15 September. Pesawat ruang angkasa tersebut kemudian akan terbakar saat menuju atmosfer penghancur dari planet gas raksasa itu.
Penerjunan terakhir Cassini akan mengakhiri misi yang memberikan penemuan inovatif mencakup perubahan musim di Saturnus, kemiripan bulan Titan dengan bumi zaman purba, dan lautan global di bulan Enceladus dengan lapisan es yang menyembul dari permukaannya.
“Misi tersebut sangat gila-gilaan, sangat sukses dan berhasil, dan akan berakhir dalam waktu sekitar dua minggu,” ujar ilmuwan program Cassini Curt Niebur dalam sebuah konferensi telepon dengan wartawan dari Laboratorium Propulsi Jet NASA di California.
Foto terakhir Cassini saat memasuki atmosfer Saturnus kemungkinan seperti baling-baling, atau celah di cincin yang disebabkan bulan-bulan kecil, menurut ilmuwan proyek Linda Spilker.
Pesawat antariksa tersebut akan menyediakan data dalam waktu yang mendekati sebenarnya pada atmosfer sampai kehilangan kontak dengan Bumi pada pukul 4.54 pagi waktu setempat pada 15 September, menurut NASA.
Spilker mengatakan data terbaru dari Cassini mengenai cincin-cincin Saturnus menunjukkan massa yang lebih ringan dari perkiraan. Cincin-cincin tersebut berumur lebih muda dari perkiraan, yakni sekitar 120 juta tahun, dan diciptakan setelah kelahiran tata surya.
Selama melintas untuk terakhir kali di antara atmosfer dan cincin, Cassini juga mempelajari atmosfer Saturnus dan melakukan pengukuran untuk menentukan ukuran inti berbatu pada planet tersebut.
Cassini telah menyelidiki Saturnus, planet keenam dari matahari, dan sekelilingnya dari 62 bulan yang diketahui sejak Juli 2004. Pesawat antariksa tersebut telah menyediakan cukup data untuk hampir 4.000 makalah ilmiah.
Oleh karena pesawat tersebut kehabisan bahan bakar, NASA akan menabrakkan pesawat ke Saturnus untuk menghindari kemungkinan Cassini suatu hari bisa bertabrakan dengan Titan, Enceladus atau bulan lainnya yang berpotensi mendukung kehidupan mikroba setempat.
Dengan menghancurkan pesawat antariksa tersebut, NASA akan memastikan bahwa mikroba Bumi yang menumpang dan masih hidup di Cassini tidak akan mencemari bulan-bulan di sana demi studi selanjutnya.