Pengumuman resmi yang disampaikan tersebut menyusul sebuah laporan di harian Israel Yedioth Ahronoth bahwa Jerman menunda penandatanganan memorandum tersebut sehubungan dengan penyelidikan Israel mengenai kemungkinan korupsi dalam kesepakatan tersebut.
Menurut harian tersebut, penandatanganan memorandum itu direncanakan dilakukan selanjutnya di Jerman, namun acara tersebut telah ditunda tanpa batas waktu.
Sebagaimana dilaporkan Harian Haaretz Selasa 18 Juli 2017, sejumlah pejabat senior ditempatkan di bawah tahanan rumah karena dicurigai melakukan penyuapan dan kecurangan dalam skandal yang dijuluki Kasus 3000. Kasus tersebut melibatkan dua transaksi untuk angkatan laut Israel: satu untuk pembelian tiga kapal selam, yang lainnya untuk pembelian kapal rudal untuk melindungi platform gas alam Israel di laut.
Kesepakatan kapal selam dimaksudkan untuk mengganti tiga kapal selam Angkatan Laut Israel yang lebih tua. Menurut rencana, kesepakatan tersebut akan berlangsung hanya dalam waktu 10 tahun.
Sebenarnya, kesepakatan kapal selam sudah ditandatangani dan disimpulkan, termasuk Jerman yang akan membantu sepertiga biaya. Penandatanganan dijadwalkan akan dilakukan pekan depan.
Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel Udi Adam akan berangkat ke Jerman pada Selasa siang. Kementerian Pertahanan menjelaskan bahwa perjalanan tersebut telah direncanakan setahun yang lalu, dan ini akan merupakan kunjungan pertama Adam ke Jerman sejak dia memulai masa jabatannya.
Pada akhir bulan lalu, mingguan Der Spiegel melaporkan bahwa dewan keamanan nasional Jerman mengizinkan penjualan tiga kapal selam ke Israel. Menurut laporan tersebut, pemerintah Jerman memasukkan sebuah klausul ke dalam kesepakatan yang mengizinkannya membatalkan kesepakatan jika tuduhan dalam kasus yang dijuluki “Kasus 3000” terbukti benar.
Baca juga:
Insiden Memalukan 2 Agen Mossad Saat Pengiriman Kapal Selam Jerman ke Israel