Amerika Serikat mengakui pasukan koalisi pimpinan mereka melancarkan serangan terhadap pasukan pro-pemerintah di Suriah yang bergerak maju di zona penurunan konflik di bagian selatan negeri tersebut. Jadi perang untuk melawan ISIS atau menjatuhkan rezim Suriah?
“Meskipun peringatan sudah dikeluarkan, pasukan pro-rezim memasuki daerah yang disepakati sebagai wilayah penurunan konflik dengan membawa tank, senjata anti-pesawat, artileri, kendaraan teknis bersenjata dan lebih dari 60 prajurit sehingga mengancam pasukan koalisi dan mitra yang ditempatkan di Garnisun At-Tanf,” kata Komando Pusat AS di dalam satu pernyataan Selasa 6 Juni 2017.
Koalisi “melepaskan beberapa peringatan” melalui jalur penurunan konflik sebelum menghancurkan dua senjata artileri, satu senjata anti-pesawat, dan merusak satu tank, tambah pernyataan itu, sebagaimana dilansir Reuters.
Pada Selasa pagi militer Suriah mengkonfirmasi bahwa serangan udara pimpinan Amerika menghantam satuan militer Suriah di dekat perbatasan Irak.
Militer Suriah menyatakan pesawat tempur koalisi pimpinan AS meneyrang satu posisi militer Suriah di dekat tempat penyeberangan At-Tanf dengan Irak, sehingga beberapa orang meninggal dan menimbulkan kerugian lain.
“Agresi ini dilancarkan sekali lagi untuk mempertegas peran dukungan buat terorisme oleh pasukan yang mengaku sebaliknya, dan pada saat militer Suriah membuat kemajuan melawan kelompok teror organisasi ISIS,” kata milite Suriah.
Pasukan koalisi menekankan mereka “tidak berusaha memerangi pasukan pro-pemerintah di Suriah tapi tetap siap mempertahankan diri mereka jika pasukan pro-rezim menolak untuk mengosongkan zona penurunan konflik”, kata Komando Sentral AS.
“Koalisi menyeru semua pihak di Suriah Selatan agar memusatkan upaya mereka pada mengalahkan ISIS, yang menjadi musuh bersama kita dan ancaman terbesar buat keamanan serta perdamaian regional dan seluruh dunia,” kata pernyataan militer AS.
Pernyataan militer Suriah memperingatkan mengenai resiko peningkatan ketegangan dan gaungnya, dan mendesak koalisi pimpinan AS agar mencegah tindakan semacam itu.
Militer Suriah, katanya, bertekad untuk terus memerangi kelompok teror di semua wilayah Suriah. Serangan tersebut adalah yang kedua terhadap satuan militer Suriah di dekat At-Tanf, tempat AS dan Inggris memiliki pangkalan militer.
Pada 18 Mei, Angkatan Udara AS menyerang satu rombongan petempur pro-pemerintah yang bergerak maju di gurun di dekat tempat penyeberangan perbatasan Suriah, At-Tanf, dengan Irak.