Menengok Pitch Black 2014

Menengok Pitch Black 2014

Selama tiga minggu pada bulan Agustus, langit di atas Australia Utara dipenuhi dengan raungan suara jet yang adu tangkas dalam Latihan Pitch Black. Latihan rutini menggunakan dua pangkalan udara utama di wilayah utara Australia yakni Darwin dan Tindal.

Latihan tahun ini, diselenggarakan antara 1 Agustus dan 22, melibatkan hingga 110 pesawat dan lebih dari 2.300 personil dari tujuh negara yang mengambil bagian. Tuan rumah Australia bergabung dengan pesawat dari Amerika Serikat, Singapura dan Thailand. Uni Emirat Arab dan Perancis juga mengirimkan kontingen terbang sementara Selandia Baru memberikan kontribusi dukungan personel darat.

Pitch Black telah berkembang dari sebuah latihan pertahanan udara skala kecil antara Australia, Amerika Serikat dan Singapura yang dimulai pada akhir 1980-an kini menjadi, permainan perang multinasional yang kompleks. Latihan meliputi spektrum skenario penuh perang udara modern. Angkatan udara yang ikut akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman tempur yang realistis serta membangun jaringan persahabatan..

F/A-18 Super Hornet Australia
F/A-18 Super Hornet Australia

Wilayah Utara yang dijadikan basis latihan adalah hamparan luas wilayah udara dengan beberapa pembatasan terbang dan fasilitas kelas dunia yang membentuk Delamere Air Senjata Range dan Bradshaw di Area Training Field.

“Kami memiliki sedikit keterbatasan di mana kita bisa terbang di Northern Territory,” kata Direktur Latihan Pitch Black 2014 RAAF Grup Captain Micka Gray. Ditambah dengan cuaca yang sangat baik untuk terbang selama musim kemarau Northern Territory, membuat proposisi yang sangat menarik bagi peserta internasional seperti Thailand, apalagi Singapura yang miskin wilayah untuk bisa mendapatkan kesempatan terbang leluasa.

Airbus A330 Tanker
Airbus A330 Tanker

Setelah bertahun-tahun beberapa negara baru memutuskan untuk mengambil bagian. Angkatan Udara Uni Emirat Arab pada 2014 ini terjun dengan debut enam Dassault Mirage 2000-9. Pesawat multirole ini melakukan penerbangan panjang didukung oleh Airbus A330 selama latihan. Ini menandai penampilan pertama perwakilan negara Timur Tengah di “Pitch Black” dan menggarisbawahi hubungan pertahanan yang semakin erat antara Australia dan Uni Emirat Arab. Hubungan baik mulai terjalin ketika Australia mulai ikut melakukan penyebaran pasukan mereka ke Timur Tengah dalam sejumlah perang.

Royal Thai Air Force juga kembali ikut dengan debut Saab Gripen milik mereka. Ini adalah debut pertama pesawat buatan Swedia itu ke luar negeri sejak diterima Thailand pada 2011. Thailand selama ini begitu bangga dengan pesawat modern tersebut. Komandan Wing Chareon Watanasrimongkol, komandan RTAF Wing 701 dan Chief Planner dari kontingen Thailand di Pitch Back 2014, menggambarkan Gripen sebagai pesawat yang sangat berbeda dibandinngkan F- 16 Fighting Falcon yang biasa mereka operasionalkan. (Baca:Mengejutkan, Gripen Thailand Debut di Pitch Black)

F/A-18 Super Hornet
F/A-18 Super Hornet

Picth Black kali ini adalah yang keenam dikuti Thailand secara berturut-turut. Meski sempat diragukan bisa tampil kali ini karena sanksi militer sejumlah negara, Thailand justru datang dengan kejutan membawa Gripen mereka.

Dalam latihan ini kelompok negara dibagi menjadi dua yakni Blue Air (Good Guys) yang berbasis di Darwin dengan tugas melaksanakan misi serangan kontra udara dan Red Air bertindak sebagai “Bad Guys” yang berperan dalam misi Defensive Kontra udara (DCA) peran dari Tindal, latihan melihat Biru Air memanfaatkan besar misi Angkatan Red Air berperang sebagai musuh yang membela target yagn diserang dengan basis di Tindal. Australia dengan armada F / A-18 Hornet memimpin skuad ini bergabung dengan F-16 dari Amerika Serikat dan Singapura, serta Gripen Thailand.

Formasi bersama
Formasi bersama

F-16 milik Amerika diterbangkan oleh personel District of Columbia Air National Guard (ANG DC). Sebanyak 12 jet dari DC dan New Jersey ditempatkan di Kunsan, Korea Selatan yang kemudian dikirim ke ajang ini. Terbang ke Australia non-stop dari Korea Selatan pada akhir Juli, jet-jet tempur Amerika mengambil peran gantian baik di Red Air maupun Blue Air.

F-15 Singapura dengan latar belakang F-16
F-15 Singapura dengan latar belakang F-16

Setelah Pitch Blac berakhir bersama F-15SG Eagles dan F-16 Singapura akan tetap tinggal di Australia untuk latihan Tri-Sling, antara Singapura dan Amerika Serikat.

Pada intinya, Pitch Black masih sangat banyak terfokus pada aspek OCA / DCA dalam pertempuran udara. Peserta melakukan pelatihan tempur udara-ke-udara, menyerang target dan menghindari gempuran dari darat serta pengisian bahan bakar di udara.

 

1 Comment

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Comments are closed