Banyak negara yang marah pada Moskow ketika Crimea melepaskan diri dari Ukraina dan bergabung ke Rusia. Mereka terutama negara-negara Eropa dan tentu saja Amerika Serikat. Moskow dalam pandangan negara-negara ini telah mencaplok secara illegal Crimea.
Tetapi sebenarnya tidak semua negara marah, ada juga negara yang mendukung tindakan tersebut. Peta yang diunggah juru bicara Kedutaan Besar AS di Rusia Will Stevens menunjukkan enam negara, selain Rusia, yang telah mendukung aneksasi Crimea.
Enam negara yang telah mendukung adalah Kuba, Nikaragua, Venezuela, Suriah, Afghanistan, dan Korea Utara.
Ada alasan kuat kenapa mereka mendukung Kremlin. Kuba, Nikaragua, dan Venezuela telah lama memiliki hubungan dekat dalam bidanag militer dan ekonomi dengan Moskow.
“Rusia menggunakan proyeksi kekuatan dalam upaya untuk mengikis kepemimpinan AS dan menantang pengaruh AS di belahan bumi Barat. Rusia telah merayu Kuba, Venezuela, dan Nikaragua untuk mendapatkan akses ke pangkalan udara dan pelabuhan guna memasok aset angkatan laut Rusia dan pembom strategis yang beroperasi di belahan Barat,” kata Jenderal John Kelly, mantan Kepala Komando Selatan AS pada 12 Maret 2015 lalu.
Sementara Suriah yang, telah dirajam dengan perang saudara sejak 2011 juga mendukung Moskow. Hal ini tidak karena rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad masih bisa berkuasa atas dukungan Rusia yang mentransfer senjata dan operasi militer ke negara tersebut.
Rusia, juga, telah memainkan peran dalam melindungi Korea Utara dari masyarakat internasional. Sebelumnya pada bulan Mei, Moskow memblokir pernyataan dari Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara atas uji rudal. Hubungan antara Moskow dan Pyongyang kemungkinan akan terus tumbuh karena Rusia berupaya untuk menantang kebijakan AS di luar negeri, dan China semakin frustrasi dengan Pyongyang.
Dukungan Afghanistan adalah yang paling mengejutkan. Hanya satu generasi yang lalu Uni Soviet secara brutal menduduki Afghanistan, dan militer AS dan NATO masih ada di negara tersebut sekarang ini. Namun, Afghanistan mengumumkan dukungannya terhadap aneksasi Crimea pada tahun 2014 di bawah Presiden Hamid Karzai.
Karzai, menjelang akhir kepresidenannya, semakin berusaha menjauhkan Afghanistan dari Barat. Dukungannya terhadap aneksasi Crimea kemungkinan sebagaiupaya untuk menjauhkan Kabul dari Washington.